BITUNG—Batalion Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VIII Bitung berhasil menggagalkan penyelundupan 122 galon minyak tanah (MT) dari Ternate ke Bitung, Kamis (13/9) malam. Penyelundupan ini digagalkan saat kapal Ferry bernama KMP Bawal berlabu di Pelabuhan Ferry Bitung.
Penyergapan terbesar sepanjang 2012 ini berkat informasi yang diterima Yonmarhanlan dari salah seorang penumpang KMP Bawal, bahwa kapal tersebut mengakut MT dalam jumlah banyak yang mencurigakan. Informasi yang diterima pukul 19.00 ini langsung ditindaklanjuti.
Menurut Danyonmarhanlan VIII Letkol Marinir Apolinaris AW melalui Perwira Staf Operasi (Pasiops) Mayor Marinir Tulus N Siagian, timnya langsung bergegas menuju ke Pelabuhan Ferry Bitung, pukul 07.20 Wita.
Setelah tiba tim yang terdiri dari provos dan intel Yonmarhanlan VIII Bitung ini langsung merazia kapal yang belum lama berlabuh tersebut. Di geledah awal, tim tidak menemukan barang bukti. Nanti pengeledahan kedua yang lebih teliti, tim menemukan ada tiga ruang yang dikunci, dan terbukti menyimpan galon-galon berkapasitas 25 sampai 35 liter yang berisi MT.
“Sejak awal masuk kita sudah mencium bau MT tapi belum ditemukan. Nanti pemeriksaan lebih teliti lagi ternyata disimpan di kamar mandi, kamar mesin, dan rampa, yang kita buka dengan paksa karena terkunci,” ujarnya. Di rampa menyimpan 72 galon, di kamar mandi 22 galon, di kamar mesin 11, dan berdasarkan pengembangan operasi ditemukan juga 17 galon di lima truk yang berada di dalam kapal.
Lanjut Siagian, ketika dikonfirmasi ke kapten kapal ternyata tidak ada pengakutan MT di manifest melainkan hanya kopra dan penumpang. Maka, barang bukti langsung diamankan. “Sementara untuk kepemiliknya belum diketahui, karena tidak ada yang mengaku. Kasus ini sudah diserahkan ke Lantamal Manado untuk penyidikan,”katanya sambil menambahkan ABK dan awak kapal sementara dalam penyelidikan.
Sementara itu Kaimuddin Maliling, Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Bitung, ketika dimintai konfirmasi terkait kejadian ini mengatakan tidak tahu. “Saya sementara tidak berada di tempat, saya di Jakarta,” singkatnya di balik telepon, sambil memberikan nomor kontak Manager Ops PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Bitung Hasan Lessi.
Lessi membenarkan kejadian tersebut dan membantah ada dugaan keterlibatan ABK. “Penumpang dari Ternate yang membawa itu. ABK tidak terlibat sama sekali dan tidak tahu,” katanya. Lessi juga membenarkan dalam manifest memang tidak tertera angkutan MT dalam jumlah sebesar itu. [manadopost.co.id]