Polda Metro Jaya dan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta menandatangani nota kesepahaman untuk mengamankan jalannya pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta 2012. Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Suhardi Alius, mengatakan kepesapatan ini untuk menyamakan pemahaman mengenai pola tindak.
Menurutnya salah satu pemicu kerusuhan dalam pemilukada adalah lambatnya penegakan hukum dalam setiap laporan. “Kami berjanji akan memantau pesta demokrasi di Jakarta secara profesional dengan menindak setiap pelanggaran dengan cepat,” kata Suhardi Alius dalam sambutan MoU Penegakkan Hukum Terpadu di Polda Metro Jaya, Kamis 22 Maret 2012.
Ketua KPU Jakarta, Juri Ardiantoro, menambahkan dalam rangka mempersiapkan pemilihan gubernur salah satu isu yang menjadi perhatian yakni bagaimana menciptakan situasi aman dan kondusif mulai dari tahap awal hingga selesai.
“Dari sisi administrasi dan prosedur sudah berjalan dengan baik. Jakarta merupakan contoh yang paling baik dalam pemilihan kepala daerah. Di banyak daerah kita banyak dengar konflik antrar warga dan aparat,” ujar Juri. Dia berharap pemilihan yang berlangsung pada 11 Juli 2012 mendatang terbebas dari potensi gangguan keamanan, terutama dari pihak yang tidak puas terhadap hasil pencoblosan.
“Kerjasama selama ini dengan kepolisian sangat baik semoga ke depan lebih baik. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan harus dibicarakan,” lanjut Juri. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta diramaikan oleh enam pasang calon. Dua pasang calon independen yakni Faisal Basri-Biem Benyamin, dan Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria.
Kemudian empat pasangan calon yang diusung partai politik yaitu Alex Noerdin-Nono Sampono. Pasangan ini didukung oleh koalisi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Jika ditotal, ketiga partai memiliki 18 kursi di DPRD DKI. Golkar punya 7 kursi, PPP 7 kursi, dan PDS 4 kursi.
Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok didukung oleh koalisi PDIP dengan Gerindra. Pasangan ini mempunyai dukungan 17 kursi di DPRD Jakarta, yaitu 11 kursi dari PDIP dan 6 dari Gerindra.
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli didukung oleh Partai Demokrat, PAN, PDS, Hanura, dan PKB. Setidaknya mereka memiliki 45 kursi di DPRD DKI Jakarta. Partai Demokrat 32 kursi, PAN 4 kursi, Partai Damai Sejahtera (PDS) 4 kursi, Hanura 4 kursi, dan Partai Kebangkitan Bangsa hanya punya 1 kursi.
Pasangan Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini merupakan calon terakhir yang dideklarasikan. Pasangan ini baru dideklarasikan tiga jam sebelum masa pendaftaran ditutup. Pengusungnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki 18 kursi di DPRD DKI Jakarta. |viva|