MANADO — Seorang tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Malendeng Manado, bernama YY alias Yusun (20 an) warga Airmadidi Lingkungan III, Minut, tewas. Diduga korban sudah meninggal pada Selasa (25/9) malam sekira pukul 23:30Wita di dalam Rutan Malendeng.
Informasi yang kami peroleh dari salah satu petugas polisi, korban yang merupakan tahanan titipan jaksa dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) itu, dibawa ke Rumah Sakit (RS) Prof Kandou pada Rabu (26/9) dini hari, sekira pukul 00.00 Wita oleh petugas Rutan.
Dan pada sekira pukul 02:00 Wita jenazah korban dipindahkan ke kamar mayat. Tim identifikasi dari Polresta Manado yang langsung turun ke RS Prof Kandou, terlihat melakukan pemeriksaan pada jenazah korban saat berada di kamar mayat.
Sedangkan pihak keluarga yang kaget akan kematian secara mendadak ini, langsung meminta jenazah korban untuk diotopsi. “Kami curiga, karena korban meninggal secara mendadak, padahal korban sebelumnya baik-baik saja,” kata salah keluarga korban yang meminta namanya tak dikorankan, sembari mengaku mereka baru menerima informasi kematian Yasin pada pagi harinya.
Sementara itu salah satu aparat kepolisian yang melakukan identifikasi, mengatakan bahwa tidak terdapat tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Mungkin sebelum korban menghuni Rutan Malendeng, dia punya penyakit yang tak diberitahukan pada pihak terkait. Namun penyebab kematian belum diketahui,” ujar seorang personil polisi yang enggan namanya dikorankan.
Terpisah, Kapolresta Manado Kombes Pol Amran Ampulembang ketika dikonformasi melalui Kasubag Humas Polresta AKP Desy Hamang membenarkan kejadian tersebut.
Pihak Rutan Malendeng membantah jika dikatakan korban meninggal akibat tindakan kekerasan di dalam Rutan. “Pada hari Selasa Yasin Yunus memang sudah sakit panas tinggi dan berak-berak,” ungkap Budi Karim, tahanan se kamar dengan korban di Rutan Malendeng.
Dia menguraikan bahwa pada Selasa pagi sekira pukul 08:00 Wita, Yunus sedang tidur di dalam tahanannya. Karena melihat korban tak bangun-bangun, Karim menghampiri korban dan berupaya membangunkannya. Saat itu korban mengatakan ia lagi sakit. “Saya pegang kepalanya ternyata benar dia lagi sakit panas,” aku Karim.
Saat itu juga korban dibawa ke Poli Klinik Rutan Malendeng, kemudian petugas memberikan Yunus obat dan dirawat beberapa jam di ruang tersebut. Setelah panasnya turun dibawa kembali ke kamar tahanannya. “Saya memberikan ia makanan, tapi ia tidak mau makan. Hanya saja sedikit-sedikit ia ke WC,” jelas Karim.
Korban pun kembali dibawa ke klinik, namun saat itu sudah merontah-rontah. Agar korban tenang, petugas terpaksa memborgornya. “Itu demi keamanan dari korban agar dia tidak melukai dirinya dan untuk keamanan Rutan,” terangnya.
Melihat situasi semakin gawat pihak Rutan langsung melarikan korban ke rumah sakit. Tapi sayang nyawa korban tidak terselamatkan.”Kita sudah berupaya tapi tuhan berkehendak lain. Jadi tak ada kekerasan yang terjadi pada korban,” terang Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Melendeng Julius Paath SiP, sembari menambahkan saat ini pihaknya sementara menunggu hasil otopsi. [manadopost.co.id]