“Saat polisi mampu mengendalikan situasi di Kampus UNM, bentrokan justru terjadi di RS Haji. Dua mahasiswa Teknik tewas dalam insiden ini. Keduanya tewas dengan luka tikaman yang mengoyak bagian dada dan lambung”
MAKASSAR, BKM — Dua mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM), Rezki Munandar dan Harianto, tewas dalam bentrok susulan yang terjadi di RS Haji Makassar, Jalan Kamis (11/10) sore. Keduanya tewas dengan sejumlah luka tikaman di bagian dada dan lambung.
Bentrokan dua fakultas, Seni dan Teknik, pecah Kamis sore, di Kampus UNM Parangtambung. Bentrokan ini melibatkan ratusan mahasiswa dari dua kubu. Mereka saling serang dengan menggunakan busur, panah, tombak dan parang.
Kepolisian Resor Kota Besar Makassar mengonfirmasikan, hingga sore, terdapat 10 korban luka dari kedua kubu–enam mahasiswa Teknik dan 4 mahasiswa Seni. Mereka terluka akibat terkena busur, parang dan batu.
Selain korban luka, empat sepeda motor juga dibakar, sejumlah ruang perkuliahan turut hancur dihujani batu. Belum jelas pemicu bentrokan ini.
Menurut sejumlah mahasiswa, bentrokan terjadi saat sekelompok mahasiswa Teknik bergerombol hendak menghadiri acara mahasiswa Biologi. Tiba-tiba mereka diserang puluhan mahasiswa Seni hingga bentrokan tak terelakkan.
Bentrokan sempat terhenti beberapa saat sampai mahasiswa Teknik di pukul mundur. Tapi bukannya reda, kelompok mahasiswa Teknik juga menyusun kekuatan dan kembali menyerang dengan jumlah massa yang lebih besar.
Bentrokan ini akhirnya meluas ke mana-mana. Empat sepeda motor yang terparkir di lokasi turut dibakar. Ruang-ruang perkualihan pun dari luput dari sasaran amuk.
Kedua kubu saling serang dengan batu. Beberapa mahasiswa bahkan berhadap-hadapan dengan menggunakan parang. Jarak keduanya hanya terpaut 5 sampai 10 meter.
Sejumlah mahasiswa terluka akibat terkena busur, panah dan parang. Beberapa lainnya juga menderita cedera di kepala terkena lemparan batu.
Saat situasi kacau-balau, aparat gabungan dari Polrestabes Makassar, Polsekta Tamalate dan Rappocini, dikerahkan untuk menghalau bentrokan. Sesaat polisi mampu mengendalikan situasi.
Petugas berhasil memisahkan dua kubu dan meminta mereka mundur ke fakultas masing-masing. Situasi tenang ini dimanfaatkan petugas untuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit.
Empat mahasiswa Seni yang terluka dilarikan ke RS Bhayangkara, Jalan Mappaouddang, sementara enam lainnya dari Fakultas Teknis dirawat di RS Haji. Sekitar satu jam, bentrokan di Kampus UNM merada.
Pihak rektorat mengklaim telah mengendalikan situasi. Lebih dari 100 aparat yang ditempatkan di dalam kampus untuk mencegah bentrok susulan.
Namun tanpa diduga bentrokan justru pecah di RS Haji. Bentrokan ini berawal ketika sejumlah mahasiswa Teknik hendak menjenguk rekannya yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Tiba-tiba puluhan mahasiswa Seni datang dan langsung menyerang mereka. Bentrokan pecah sesaat. Situasi menjadi kacau balau. Para perawat, pembesuk dan pasien berlarian menyelamatkan diri.
Mahasiswa yang terlibat bentrok membabi buta saling menghujani dengan batu. Dua mahasiswa Teknik, Rezki Munandar dan Harianto, yang berada di tengah kepungan mahasiswa Seni, akhirnya menjadi bulan-bulanan.
Keduanya tewas mengenaskan dengan sejumlah luka tusuk di bagian dada dan lambung. Rezki menderita dua luka tikaman di dada. Seketika ia meregang nyawa dan tewas bersimbah darah.
Selanjutnya, Harianto yang berusaha menyelamatkan diri, juga mengalami nasin nahas. Ia dikeroyok. Sebuah tusukan benda tajam tepat mengoyak lambungnya.
Korban masih sempat dilarikan untuk mendapatkan perawatan, namun nyawanya tak tertolong.
Aparat kepolisian yang tidak menyangka akan adanya bentrok susulan di RS Haji hanya menempatkan beberapa personel untuk menjaga korban bentrokan. Akibatnya, saat mahasiswa Seni yang jumlahnya ratusan menyerang ke RS Haji, polisi tak kuasa menghalau.
Situasi di RS Haji baru terkendali setelah aparat gabungan tiba di lokasi. Polisi segera melakukan tindakan refresif dengan menghalau dua kubu.
Setelah bentrok merada, jenazah kedua korban dibawa ke RS Bhayangkara. Menjelang petang, situasi kembali memanas. Ratusan mahasiswa Teknik yang mengetahui kematian dua rekannya, bersiap melakukan serangan balasan ke RS Bhayangkara, tempat 4 mahasiswa Seni dirawat.
Beruntung, aparat mampu mencegahnya lebih awal. Aparat gabungan langsung memblokade kawasan sekitar RS Bhayangkara.
Kapolsekta Tamalate Komisaris Polisi Suaeb di TKP mengatakan, pihaknya masih melakukan inventarisir kerusakan akibat bentrokan ini. “Situasi sudah bisa kita redakan. Setelah mereda di kampus UNM, di RS Haji juga terkendali. Sekarang aparat gabungan melakukan penjagaan ketat di RS Bhayangkara mengantisipasi serangan susulan,” katanya.
Suaeb mengatakan, pemicu bentrokan masih simpang siur. Pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.
Pembantu Rektor UNM A Hery Tahir, mengungkapkan, pihak rektorat telah memutuskan meliburkan kampus dalam beberapa hari ke depan, guna mencegah terjadinya bentrok susulan. Mengenai pemicu bentrokan, Hery juga mengaku belum tahu pasti. Pihaknya memilih menyerahkan semua persoalan ini kepada aparat kepolisian.
“Kita serahkan semua ke polisi. Karena ini kriminal, jadi biarlah yang berwajib yang menanganinya,” terang Hery.
Adapun tindakan-tindakan administratif dari kampus akan diputuskan selanjutnya. Baik bagi mereka yang terlibat tawuran, maupun kepada yang secara langsung terlibat dalam tewasnya dua mahasiswa.
“Tapi biarlah dulu polisi yang bekerja,” katanya. [beritakotamakassar.com]