
Gara-gara cacat produksi, AS mungkin terpaksa membuang 30 juta uang kertas yang nilai totalnya mencapai US$3 miliar (sekitar Rp30 triliun).
The Fed (Bank Sentral AS) semula menjadwalkan peredaran uang kertas pecahan US$100 baru pada 8 Oktober setelah tertunda dua tahun. Dalam desain barunya, uang kertas bergambar mantan Presiden AS Benjamin Franklin itu dilengkapi Bell Liberty yang bisa berubah warna. Di permukaannya terdapat pula citra tiga dimensi yang dinamik jika uang digerakkan.
Namun, akibat salah cetak, peredaran greenback anyar dengan desain antipemalsuan itu terancam molor lagi. Berdasar dokumen Bureau of Engraving and Printing (BEP), kesemrawutan dalam produksi terjadi pada salah satu dari dua pabrik mata uang di ‘Negeri Paman Sam’.
Juru bicara BEP Darlene Anderson menyebutkan terlalu banyak tinta yang dibubuhkan pada kertas uang selama masa pencetakan. Hasilnya, wajah Ben Franklin menjadi cacat.
Adapun biaya kertas dan tinta untuk uang kertas yang rusak tersebut diperkirakan mencapai US$3,7 juta.
Anderson mengatakan salah cetak dalam proses produksi uang kertas jarang terjadi dalam sejarah AS. Direktur BEP Larry Felix mengatakan kasus itu jelas tidak dapat diterima.
Saat ini, uang senilai US$3 miliar tersebut masih dalam masa penantian menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Adapun,The Fed mengabarkan mereka tidak bersedia menerima uang kertas yang dibuat di Washington DC itu.
Alhasil, BEP harus bergegas untuk memenuhi tenggat selesai cetak agar uang baru itu dapat beredar per 8 Oktober.
Untuk itu, pabrik uang di Fort Worth, Texas, diminta mempercepat produksi.
“Ada konsekuensi yang terlibat di sini karena BEP menjual uang kertas Federal Reserve untuk membiayai seluruh operasi kami,” tulis Felix dalam sebuah memo.
“Jika BEP tidak dapat memenuhi pesanan, kami tidak dibayar,” imbuhnya.
Di negara tetangga Paman Sam, Kanada, juga terjadi masalah dengan uang kertas yang beredar. Peredaran uang baru berbahan polimer mendatangkan kritik. Konsumen mengeluh uang tersebut meleleh di bawah terik matahari.
Rumor yang beredar di Kanada menyebutkan beberapa orang memercayai uang kertas tersebut berbau seperti sirup dari pohon mapel yang daunnya menjadi ikon negara beribu kota Ottawa itu. (kmi/sol)