
PEMERINTAH Brasil menyiagakan Pasukan Keamanan Nasional (FNSP) untuk memadamkan protes yang berlangsung di lima kota. Ratusan ribu demonstran menuntut pemerintah menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dan memberantas korupsi.
Pasukan keamanan tersebut dikirimkan ke Rio de Janeiro, Minas Gerais, Bahia, Ceara, dan ibu kota negara, Brasilia. Sebuah sumber di Kementerian Kehakiman Brasil mengatakan lama kehadiran FNSP tersebut bergantung pada permintaan pemerintah setempat.
Pasukan itu dikerahkan setelah puluhan ribu warga Brasil kembali turun ke jalan-jalan pada Selasa (17/6) malam. Sedikitnya 50 ribu orang berunjuk rasa di Kota Sao Paulo. Demonstrasi itu merupakan kelanjutan dari unjuk rasa sehari sebelumnya.
Sebelumnya sekitar 240 ribu orang menggelar demonstrasi damai di seluruh Brasil. Namun, sekelompok demonstran bertopeng bentrok dengan polisi dan merusak toko. Akibatnya, banyak toko dan bank tutup kemarin. Demonstrasi di Brasil meletus sejak diberlakukannya penaikan ongkos transportasi umum sebesar 10% pada 2 Juni lalu. Demonstrasi yang semula digelar di Sao Paulo itu kemudian merebak ke seluruh negeri.
Dalam menanggapi protes besar-besaran tersebut, Presiden Dilma Rousseff justru mengaku merasa bangga. Dia menilai demonstrasi itu menunjukkan banyak orang peduli terhadap perbaikan negeri dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia itu.
Presiden yang juga mantan geril yawan sayap kiri dan pernah men dekam di penjara itu menyebut protes tersebut semakin menguatkan demokrasi Brasil. “Brasil hari ini bangun lebih kuat,” ungkapnya.
Kendati demikian, Rousseff tidak menawarkan tindakan apa pun yang akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi tuntutan serikat pekerja itu meskipun pemerintahannya menjadi sasaran kemarahan massa.
Menyusul meletusnya demonstrasi, pemerintah di sedikitnya empat kota kini telah sepakat untuk mencabut kenaikan ongkos tersebut. Beberapa politikus kota dan federal juga telah menunjukkan isyarat akan menarik kembali kebijakan penaikan tarif angkutan umum.
Kendati demikian, rencana itu belum dipastikan dapat meredam protes lantaran para demonstran juga menggelar protes sebagai pelampiasan atas kesulitan hidup yang mereka alami.
Di sisi lain, para demonstran juga belum menunjukkan tuntutan yang jelas. “Harapan saya dari protes inilah pemerintah telah paham kamilah yang berkuasa bukan mereka,“ ujar Yas mine Gomes, 22, seorang pendemo. (reuters/mi/sol)