Bandung – Gunung Tangkuban Parahu yang statusnya naik menjadi Waspada sejak Kamis (21/2/2013) lalu, dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan aktivitasnya seperti gempa vulkanik dalam dan letusan yang mengeluarkan abu dan pasir. Tercatat, dalam 13 hari ini terjadi 5 kali letusan.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono saat dihubungi detikcom via ponselnya, Rabu (6/2/2013).
Ia menyebut, letusan pertama terjadi pada Kamis (21/2/2013) pukul 3.36 WIB, kemudian pada Senin (4/3/2013) terjadi pukul 17.43 WIB, lalu Selasa (5/3/2013) pada pukul 1.37 WIB dan 7.45 WIB serta terakhir, hari ini, Rabu (6/3/2013) pukul 5.59 WIB.
“Letusan yang terjadi pagi ini durasinya 8 menit, semburannya bisa mencapai 500 meter. Ini memang lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya,” ujar Surono.
Letusan atau erupsi yang terjadi di Tangkuban Parahu adalah tipe erupsi freatik di mana kawah mengeluarkan pasir, lumpur, uap air, dan gas. Ia pun tak bisa memprediksi, sampai kapan aktivitas Tangkuban Parahu ini meningkat.
Jika dibandingkan dengan status Waspada di Tangkuban Parahu pada Agustus 2012 lalu, kali ini masyarakat terlihat lebih waspada. Karena kali ini, aktivitas Tangkuban Parahu bisa terlihat.
“Waktu kemarin (Agustus-red) itu kami sulit meyakinkan masyarakat bahwa ada peningkatan aktivitas, karena hanya keluar gas saja. Sementara itu tidak terlihat dan terasa. Kalau yang kali ini, terlihat ada semburan asap, juga debu. Jadi mereka mengerti,” katanya.
Para pedagang pun bahkan terlihat khawatir dengan barang dagangannya, lalu berusaha mengevakuasi barang-barangnya. “Saat evakuasi barang tetap didampingi. Meskipun area berdagang itu masuk kawasan aman, 1,5 kilometer dari kawah,” tutur Surono.
Tim pemantau pun terus melakukan monitoring selama 24 jam untuk melihat aktivitas gunung tersebut. Meski terjadi peningkatan, menurut Surono statusnya belum dinaikkan. Hingga saat ini masih waspada. [dtc]