Andi Ferdian Lubis (27), tewas usai menenggak miras oplosan, Minggu (18/8) lalu. Andi yang tinggal di Kawi-Kawi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat ini dikenal keluarga memang pecandu miras.
“Dia memang pecandu sejak SMP, karena pengaruh lingkungan,” ujar ibu kandung Andi, Harni (47) kepada detikcom di rumahnya, Jl Kawi-kawi atas I, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2013).
Harni mengatakan, Andi membeli miras di toko langganannya di daerah Kemayoran. Biasanya putra pertamanya ini baik-baik saja. “Biasanya nggak apa-apa. Ini mungkin dosisnya terlalu tinggi,” terangnya.
Awalnya Harni menanggapi santai ketika Andi mengeluh masuk angin pada hari Minggu pagi. Ia kemudian mengeroki punggung anaknya tersebut.
“Saya kira bercanda. Karena dia memang suka bercanda. Malah kita masih sempat godain, bawa ke dokter hewans aja,” ucapnya.
Andi kemudian muntah-muntah. Lalu ia memberinya susu beruang dan air kelapa. Tidak lama setelah itu mulut Andi berbusa. Kemudian mulut dan lehernya membiru.
“Saya cek nadi di lehernya sudah tidak berdetak,” ungkapnya.
Ibu tiga anak ini lalu membawanya ke RS Islam Cempaka Putih. Setelah dibawa ke IGD, pihak rumah sakit memastikan bahwa Andi sudah tak bernyawa.
“Dipastikan meninggal pukul 16.00 WIB,” tuturnya.
Jasad anaknya ini dimakamkan pada Senin (19/8) di TPU Kawi-kawi. Menurut Harni, meskipun telah bertahun-tahun kecanduan miras, badan Andi tetap terlihat bugar.
“Badannya gede. Selama ini dia sehat. Cuma punya penyakit mag,” ungkapnya.
Selain Andi, ada 7 orang lain yang menjadi korban miras oplosan. Namun Harni mengaku tidak tahu. “Nggak tahu kapan dan di mana dia minum. Tapi memang ada botol miras di kursi tempat dia biasa minum di rumah,” katanya. [dtc]