
Anas Urbaningrum sudah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam konfrensi persnya, Sabtu pekan lalu. Tentu saja sejumlah nama pun menjadi tanda tanya, siapa yang akan menggantikan Anas.
Sejumlah nama pun beredar di media, salah satunya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan Ketua DPR RI Marzuki Alie.
Sebagaimana diketahui, Pramono akan pensiun sebagai KSAD pada Mei mendatang. Oleh karenanya ia berkilah, ia tidak berbicara politik dulu.
” Saya sekarang fokus dulu saja menjadi KSAD, kalo saya sudah mendua maka saya mencederai angkatan darat,” kata Pramono.
Dia juga mengaku belum ada pembahasan soal pengangkatan dirinya sebagai ketua umumDPP Partai Demokrat.
“Nanti saja ya. Kalau saya jawab nanti takutnya saya salah. Jadi nanti kalau saya sudah serah terima atau saya pensiun maka saya jawab ya, kalau saya jawabnya sekarang nanti jadinya saya tidak baik walaupun nanti belum tentu sesuai seperti pertanyaannya,” tegas Pramono, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Sementara itu mantan Wakil Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, M Rahmat menilai pengganti Anas haruslah orang kuat di grassroot. Marzuki adalah calon ketua umum yang mendapat suara terbanyak kedua setelah Anas pada kongres lalu.
“Yang paling tepat adalah Marzuki,” kata Rahmad di gedung DPR Jakarta, Senin (25/2/2013).
Dia menjelaskan pergantian ketua umum melalui kongres. Jika ketua umum mundur di tengah atau awal, maka proses mekanisme itu tetap berjalan walau dengan istilah KLB atau kongres luar biasa.
“Kalau melihat kandidat maju 2010, tentu yang tinggal pak Marzuki sendiri,” kata Rahmad.
Dia menilai sosok ketua umum yang baru bukanlah siapa orangnya. Namun, apakah orang itu harus kuat di tingkat grassroot. Itu yang dilakukan oleh Anas selama menjadi ketua umum.
“Ketum baru harus kuat di grassroot. Ketika kuat di atas, lemah di grassroot tidak akan menguatkan kondisi partai. Di grassroot dukungan ke Anas baik,” katanya.[ilah/sol]