
Tawuran pelajar kembali terjadi. Kali ini tawuran melibatkan antara sekolah SMU Budi Murni Cipayung dengan pelajar SMU Adi Luhur Condet, di lampu merah perbatasan Kramatjati dan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu sore.
Akibat tawuran tersebut, satu pelajar tewas akibat sabetan celurit di kepala dan punggungnya. Korban tewas bernama Oka Wira Setya, salah satu siswa kelas X SMU Adi Luhur Condet, Jakarta Timur. Selain Oka, korban lainya yang mengalami luka parah adalah Muhammad Fadli yang juga satu sekolah di SMU Adi Luhur.
Kapolsek Makasar Kompol Sutarjo mengatakan, tawuran antar pelajar terjadi pada pukul 17.00 WIB Rabu (13/8). Dan korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit RS Polri, Jakarta Timur. Namun sayang, nyawa Oka akhirnya tidak dapat tertolong.
Sutarjo menambahkan, saat ini anggotanya sedang melakukan penyelidikan atas pristiwa tersebut. Dikatakan dirinya, pihaknya sedang melakukan visum untuk mengetahui penyebab kematian Oka.
“Penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan,” ujarnya.
Sementara itu keluarga Oka tak menyangka, kepergian anak pertama dari dua bersaudara itu begitu cepat dan tragis. Dimata keluarga Oka merupakan anak yang baik dan penurut.
“Dia anaknya baik, nurut sama orangtua. Dari SMP tidak pernah tawuran, selama ini juga tidak pernah cerita kalau ada apa-apa,” ujar Susi (40) bibi korban, saat ditemui di rumah duka, Jalan Squadron A, Gang Ahmad, RT 03/RW 02, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (14/8/2014) dinihari.
Oka, yang juga siswa lulusan SMP Budi Warman dikenal sebagai anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Kendati kerap pulang terlambat, keluarga tak mencurigai Oka terlibat tawuran.
“Dia kan banyak temannya, kalau pulang sekolah mungkin main dulu, namanya juga anak-anak,” jelasnya.
Namun pernyataan orangtua Oka berbeda dengan temannya yang berinisial R. Menurut R, Oka kerap terlibat tawuran sejak berada di bangku SMP. Oka juga dikenal sebagai pribadi yang pandai bergaul dan akrab dengan kakak kelasnya.
“Dari SMP juga sering tawuran. Paling depan terus setiap tawuran. Kita semua kenal dia, memang orangnya cepet akrab sama orang,” ungkap R.
Berikan sanksi.
Menananggapi peristiwa tawuran pelajar yang kerap terjadi di Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara. Dia pun meminta agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta bertindak tegas.
“Saya bilang sama dinas (disdik) kalau ada tawuran, pecat saja, enggak naik kelas atau pecat (keluarkan), paling parah dikeluarkan dari sekolah, yang kedua turun kelas,” ujar Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).
Menurut Ahok jika tidak diberikan sanksi tegas maka para pelajar yang melakukan tindakan terpuji itu tidak takut kepada apapun.
“Kalau enggak ditegasin enggak takut mereka,” ujarnya. (lian/sind)