MANADO — Menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia dan Lion Air, 23 orang imigran yang ditangkap pihak imigrasi Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), tiba di Bandara Sam Ratulangi, kemarin. Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan pihak imigrasi, mereka akan dititipkan di Rumah Detensi Imigrasi (Redenim), di Malendeng.
Menurut Kepala Divisi (Kadiv) Imigrasi Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum Dan HAM (Kemkumham) Hardy Kamaruddin SH, 23 orang imigran gelap yang dikirim ke Manado itu, merupakan bagian dari 92 imigran gelap yang ditangkap pihak imigrasi Tasikmalaya. “Tasikmalaya belum punya Redenim, makanya sebagian dari imigran tersebut, dititipkan di Redenim Manado,” terang Hardy.
Terlihat di Bandara Sam Ratulangi, sekira pukul 11.00, rombongan pertama terdiri 10 imigran tiba dan langsung dikawal petugas hingga naik ke bus yang sudah disediakan pihak imigrasi. Tidak lama kemudian, rombongan kedua berjumlah 12 orang, tiba.
“Mereka (Imigran, red) akan diperiksa UNHCR. Yang memenuhi syarat sebagai pencari suaka akan diterbitkan state refugee (pengungsi, red), sambil menunggu pengiriman ke negara penerima, seperti Australia, Canada dan Amerika” jelas Hardy.
“Sedangkan untuk imigran yang tidak memenuhi syarat, akan diminta untuk pulang ke negara asalnya. Jika mereka tidak mau, maka keseharian mereka akan berlarut-larut dalam tahanan Redenim,” ungkap Harady. “Biasanya imigran gelap yang masuk melalui Indonesia, negara yang menjadi tujuan suaka politik adalah Australia,” imbuhnya.
Soal Redenim Manado, Hardy mengatakan, saat ini menampung sebanyak 129 orang. Terdiri dari imigran gelap sebanyak 99 orang, yakni berkebangsaan Afganistan sebanyak 78 orang, berkebangsaan Iran sebanyak 18 orang dan berkebangsaan Irak sebanyak 3 orang serta 30 orang Filipina, tersangka Illegal Fishing di wilayah perairan Indonesia. “Dalam waktu dekat Redenim Manado juga akan menerima pengiriman 23 imigran gelap yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Tanjung Pinang.
Sumber: manadopost.co.id