Pemerintahan Presiden SBY-Boediono jilid II kembali digoyang. Bertepatan dengan setahun kepemimpinannya, sekira 50 demonstran yang merupakan mahasiswa Universitas Balikpapan (Uniba) yang mengatasanamakan Aliansi Perjuangan Rakyat Balikpapan, pada Rabu (20/10) menggelar aksi demonstrasi di halaman Gedung DPRD.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menuntut SBY-Boediono mundur dari jabatannya. Menuru t pendemo, selama setahun menjabat presiden dan wakil presiden dianggap tidak berhasil memimpin negara dan menyejahterakan rakyat. “Kami sebagai rakyat sangat kecewa, dan menganggap gagal melaksanakan roda pemerintahan.
Sebaliknya, rakyat semakin melarat,” kata salah seorang demonstran. Berbagai pamflet diusung para demonstran kebanyakan mengecam rezim pemerintahan SBY-Boediono. Bahkan, secara tegas meminta keduanya turun dari jabatan. “Masa satu tahun Rezim SBY gagal. Maka kami minta presiden turun,” kata Taupan, orator aksi.
Dalam orasi yang berlangsung sejak pukul 10.30 Wita tersebut, para demonstran menuntut dilakukannya pembenahan di empat bidang. Diantaranya terkait nasionalisasi aset, mereka menuntut agar mengelola langsung aset untuk kesejahteraan rakyat mulai dari batu bara, minyak, gas, telekomunikasi.
Mereka meminta agar pemerintah mematenkan aset kebudayaan nasional agar tidak diklaim pihak luar, termasuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedua penciptaan lapangan kerja, demontran menuntut agar pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan di sektor formal dengan upah sesuai dengan kebutuhan hidup laik serta jaminan sosial dan kesehatan.
Memberikan bantuan modal untuk sektor pekerja informal, seperti petani, nelayan, pedagang, buruh kasar. Begitu juga dengan pemberian subsidi serta pencabutan pajak bagi usaha kecil. “Kemudian pendidikan murah, kami menuntut pemerintah untuk menciptakan pendidikan yang murah dan berkualitas serta menyediakan faislitas pendidikan seperti gedung kelas yang laik, penyedian buku murah dan terhangkau,” tuntutnya.
Terakhir adalah menuntut pemerintah agara menyediakan fasilitas yang murah dan berkualitas. Seperti obat murah yang berkualitas, pelayanan yang memadai dan tidak diskriminasi kepada pasien.
DEMONSTRAN KECEWA
Saat aksi berlangsung di gedung dewan, para demonstran diterima Wakil Ketua DPRD Balikpapan Noeryati. Serta beberapa anggota dewan, Puji Purnawati, Damanhuri, Nova, Sumiran, Ida Prastuti serta Syarifa Fatimah. Di saat melakukaran orasi, beberap perwakilan demonstran diminta masuk untuk menyampaikan aspirasi dalam ruangan.
Namun, perwakilan mahasiswa menolak. “Percuma, kita sudah sering menyampaikan aspirasi tapi tidak pernah ditanggapi,” kata demontran, Sai. Aksi mahasiswa ini juga dipantau langsung Kapolres AKBP A Rafik. Aksi Mahasiswa ini dikawal sekitar 300 personel kepolisian, baik dari polres mapun polsek.
Tampak juga disiagakan sebuah mobil water canon untuk mengantisipasi aksi brutal. Serta dua ekor anjing pelacak dari Brimobda Kaltim. Ruas Jalan Sudirman di depan Kantor DPRD Balikapapan sempat mengalami kemacetan. “Kami siapkan personel hampir 300 personel. Syukur, demontrasi berjalan tertib” ucap Kapolres A Rafik di lokasi demontrasi.
Sumber: metrobalikpapan.co.id