
Port Moresby – Sekitar 60 orang tewas setelah tertimbun tanah longsor di sebuah daerah terpencil di Papua Nugini (PNG). Tanah longsor itu terjadi di sebuah proyek pembangunan gas cair milik ExxonMobil. Seperti diberitakan AFP, Rabu (25/1/2012), Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, Peter O’Neill, segera menuju lokasi kejadian. Media lokal di Papua Nugini menyebutkan sekitar 40 mayat telah ditemukan dan 20 orang lainnya masih hilang.
Direktur Pusat Bencana Nasional PNG, Martin Mosi, mengatakan banyak nyawa yang hilang namun dia belum bisa memverifikasi jumlahnya. “Angka-angka yang ada berfluktuasi dan itu perlu diverifikasi, tapi ya, pasti ada korban,” kata Mosi. Menurut Mosi, stafnya telah menuju daerah lokasi kejadian dengan menggunakan helikopter. “Ini adalah tanah longsor besar dan menutupi area besar di mana akan digunakan menjadi dusun kecil, jadi kami memperkirakan jumlah yang tewas,” tambah Mosi.
Sementara itu, PM O’Neill juga menuju ke lokasi kejadian. “Dia baru saja pergi dan akan meninjau lokasi tanah longsor dan melihat bantuan apa saja yang dibutuhkan,” ujar seorang pejabat pemerintahan PNG. Seorang penduduk lokal, MP Francis Potape, takut akan adanya tanah langsor susulan lantaran wilayah itu belum stabil. “Kami masih dapat melihat bebatuan yang jatuh di depan mata kami dan kami juga melihat adanya air yang terjebak di lereng gunung akan segera keluar,” terangnya.
Potape menuturkan tanah longsor itu menimbun dua desa ketika penduduknya sedang tidur. “Ada orang terkubur di bawah dan mereka, dari apa yang saya dengar, adalah anak-anak,” ucapnya. Jalan-jalan utama menuju tempat kejadian itu saat ini terputus. Kondisi itulah yang menghambat upaya penyelamatan para korban. |dtc|