Nganjuk – Pemerintah Kabupaten Nganjuk turun tangan atas penderitaan Muhamamd Aditya, bocah berusia 5 tahun yang dengan tulus ikhlas merawat ibunya yang lumpuh. Setelah merujuk ibunya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, Adit, sang bocah akan dimasukkan ke panti asuhan.
“Kalau memang bisa dipisahkan dari orang tuanya, kami akan masukkan dia ke panti asuhan,” kata Kepala Bagian Humas Pemkab Nganjuk, Abdul Wachid kepada detiksurabaya.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/4/2011).
Wachid menganggap panti asuhan akan menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan Adit, sementara ibunya yang lumpuh tak bisa melakukan pengawasan. Seluruh biaya hidup Adit di panti asuhan akan ditanggung oleh pemerintah daerah. “Di panti pengawasan kan juga lebih bagus, jadi anakanya bisa tumbuh menjadi baik,” sambungnya.
Meski demikian langkah mengirimkan Adit ke panti asuhan diakui merupakan pilihan terakhir. Apabila yang bersangkutan menolak Pemkab Nganjuk tidak akan memaksakan, dengan memberikan alternatif pilihan lain untuk perawatannya.
Untuk pendidikan terhadap Adit, Pemkab Nganjuk juga diakui oleh Wachid sudah mempersiapkan. Sama dengan biaya perawatannya, pendidikan terhadap Adit akan diberikan secara gratis hingga lulus pendidikan yang memadai.
“Sekarang yang terpenting bagaimana merawat dia sementara ibunya di rumah sakit. Untuk pendidikan sudah disiapkan, semuanya gratis. Pemda yang menanggung biayanya,” tegas Wachid.
Sebelumnya, Muhammad Aditya, bocah berusia 5 tahun asal Kabupaten Nganjuk harus menjadi perawat ibunya di tengah kelumpuhan. Pekerjaan rumah tangga, sepeti mencuci piring dan baju, menanak nasi dengan peralatan sederhana, menyapu dan mengepel lantai serta menyiapkan air mandi untuk sang ibu sudah menjadi rutinitasnya.
Sementara sang ibu sejak mengalami kelumpuhan 4 tahun lalu belum sekalipun mendapat penanganan medis. Selama ini hanya pengobatan alternatif yang dituju dengan alasan keterbatasan kemampuan ekonomi.
Bagi pembaca yang ingin menyumbangkan sebagian rezekinya untuk meringankan keluarga Adit bisa disalurkan melalau baksos yang digalang Detik Surabaya Community (DSC). (dtc)