
Jakarta – Hingga kini, terpidana dugaan kasus korupsi pengamanan pilkada Jawa Barat 2008 dan korupsi penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari (PT SAL), Susno Duadji, belum berhasil dieksekusi karena bersembunyi di suatu tempat. Adalah orang bodoh bila ada yang sengaja melindungi Susno.
“Orang yang sengaja (melindungi) itu bodoh. Kalau belakangan ini masih sengaja, maka dia bodoh, karena publik sudah tahu semua,” jelas komisioner Kompolnas Adrianus Meliala.
Hal itu dia sampaikan usai acara dialog nasional dengan tema ‘Pemberantasan Premanisme, Tanggung Jawab Siapa?’ di Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/5/2013).
Berikut wawancara lengkap wartawan dengan Adrianus yang juga kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) ini:
Apa yang kurang dari upaya polisi untuk mendukung Kejaksaan menangkap Susno?
Itu cuma soal waktu, itu bukan punya criminal map yang banyak. Dia orang baik-baik, kehidupannya hanya bioskop, rumah dan restoran.
Dia tidak akan lari ke mana-mana. Dia tidak akan di gorong-gorong, tempat kumuh. Peta kejahatan sangat sempit.
Karena kita berada di koridor hukum, ketika dia ada di rumah, polisi nggak bisa masuk rumah orang begitu saja, harus ada dasar hukumnya. Kita sudah mulai pencarian yang berhati-hati dan jangan sampai melanggar hukum.
Ada yang melindungi Susno?
Orang yang sengaja (melindungi) itu bodoh. Kalau belakangan ini masih sengaja, maka dia bodoh karena publik sudah tahu semua.
Apakah perbuatan Susno ini mencoreng negara?
Betul. Makin lama, makin citra negara akan turun.
Kapolda tidak melanggar etika, beliau tidak taktis, polisi sudah dalam posisi yang malu. Makanya sekarang ikut mengejar.
Evaluasi orang-orang yang tidak taktis, akan dipercaya atau tidak? Mungkin nantinya dia akan belajar agar ke depannya dia akan lebih taktis.
Dia mengambil bola panas, kenapa tidak dibawa ke Polres saja? Kan polisi pinginnya bola dingin. Mungkin ada tindakan membela senior. Ini masalah strategis saja. |dtc|