MANADO— Penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab bertambahnya penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Sulawesi Utara (Sulut) makin mengkhawatirkan. Tahun 2011 ini, data dirangkum koran ini jumlah penderita HIV/AIDS di Sulut melonjak 777. Bertambah 62 dari 715.
Data ini baru yang tampak di permukaan. Sebab, tidak dihitung yang belum terdeteksi atau belum memeriksakan diri di Volunter Clinic Test (VCT). Jika mengikuti fenomena gunung es atau sesuai acuan dasar WHO (World Health Organisation), 1 orang yang terdeteksi HIV/AIDS maka ada 99 orang lain terinfeksi virus mematikan ini.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Sulut Dr MSJ Tangel-Kairupan mengakui, Sulut adalah salah satu daerah yang mengoleksi pengidap HIV/AIDS yang cukup banyak. Data survei Kementerian Kesehatan pada 2006 dinyatakan, sedikitnya Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) mencapai 1.600 orang. “Jika yang ditemukan sekarang baru 777 artinya, masih 900-an ODHA berkeliaran,” tuturnya.
Ditambahkannya, dengan estimasi dari Menkes seperti itu jika menggunakan teori gunung es, sisa dari 777 tersebut masih sementara berkeliaran menyebarkan virus. “Penyebarannya memang sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan, karena jika kasus ini dibiarkan terus maka akan membunuh satu generasi mendatang,” tukas Kairupan.
Diakuinya, umumnya yang tertular virus ini adalah mereka yang berada di usia produktif 20-29 tahun. “Tetapi harus kita akui, semakin banyak orang pengidap HIV/AIDS yang terdeteksi maka semakin besar juga proteksi penyebaran pada masyarakat. Ini juga karena program ketat dari pemerintah,” lanjutnya.
Saat ini, pemerintah melalui KPAP terus melakukan pembenahan dan menggalakkan program-program agar ODHA bisa memeriksakan diri. “Kami sementara menemukan sisa dari estimasi Menkes tersebut, karena pasti jumlah tersebut sudah makin bertambah,” katanya.
Sekarang ini, KPAP menyediakan 5 VCT yang tersebar di 3 kota besar di Sulut. Di Manado ada 3 rumah sakit yang dipercaya yakni, RS Prof Kandou, RS Teling dan RS Ratumbuysang. Di Kota Tomohon RS Betesdha, dan di Kota Bitung RS Manembo-nembo. “Kami sedang mengusahakan menambah VCT lagi agar para penderita HIV/AIDS lebih mudah memeriksakan diri,” tandasnya.
Sekretaris Komisi IV DPR Sulut dr Ivone Bentelu mengatakan, bertambahnya pengidap HIV/AIDS di Sulut harus diseriusi pemerintah. “Dalam hal ini, fasilitas VCT harus makin lengkap. Dan jika memang ada rencana menambah VCT, lokasinya harus melihat persentase pengidap terbanyak,” tuturnya.
Selain fasilitas, legislator konstituen Nusa Utara ini juga menyorot tentang dana yang dialokasikan untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS. “Selama ini kita masih bergantung pada bantuan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan obat antiretroviral bagi pengidap. Kami sangat berharap, ada anggaran yang pas baik dari APBN atau dari APBD untuk menanggulangi penyebaran serta membantu pengobatan para penderita,” tukasnya.
Lebih lanjut, dia berharap penanggulangan HIV/AIDS ini tak hanya dilakukan pemerintah tapi pun mendapat perhatian dari masyarakat. “Jangan sisikan para penderita HIV/AIDS. Mereka butuh dukungan moral,” tukasnya.
Sumber: manadopost.co.id