Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB), dengan suara bulat, akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap pemimpin Libya,Moammar Gadhafi di tengah serangan yang meningkat terhadap para demonstran anti-pemerintah.
Dalam resolusi itu disetujui 15 anggota Keamanan PBB, disepakati sanksi embargo senjata, pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi Khadhafi dan beberapa kroninya.
Resolusi juga akan mengajukan Muammar Khadafi ke Mahkamah Pidana Internasional akibat tindakan kekerasan yang dilakukannya kepada para demonstran.
“Tindak pelanggaran hak asasi manusia dasar tidak akan ditoleransi dan pelaku kejahatan berat ini akan diminta pertanggung jawabannya. Saya harap pesan ini didengar dan diperhatikan oleh rezim di Libya,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.
Ibrahim Dabbashi, wakil duta besar Libya untuk PBB yang telah membelot terhadap pemerintah Khadhafi dan emihak pada para demonstran, mengatakan, resolusi itu akan memberikan dukungan moral kepada masyarakat yang melawan di Libya. Dabbashi juga mendesak para perwira di angkatan bersenjata negerinya untuk meninggalkan Khadhafi.
Salah satu titik pertikaian dalam resolusi PBB itu seputar bahasa dalam resolusi yang dimaksud mengadopsi “semua langkah yang diperlukan untuk mengaktifkan kembali ke Libya lembaga kemanusiaan dan untuk mengamankan pengiriman yang cepat dan aman dari bantuan kemanusiaan untuk mereka yang membutuhkan.”
Ada kekhawatiran bahwa bahasa dapat diartikan sebagai termasuk intervensi militer.
Bahwa bagian dari resolusi itu melunak dalam versi disetujui untuk mengundang negara-negara anggota untuk bekerja sama untuk “memfasilitasi dan mendukung” kembalinya lembaga-lembaga kemanusiaan.
Gerard Araud, Duta Besar Prancis untuk PBB, menggambarkan kecepatan proses resolusi sebelumnya pada hari itu sebagai “gempa bumi.”
PBB memperkirakan bahwa 1.000 orang telah tewas sejak pemberontakan Libya mulai pekan lalu dan ratusan ribu lainnya eksodus. BanKi-moon telah mendesak Dewan Keamanan untuk mengunjungi Libya dengan tindakan segera terhadap rezim Khadafi.
“Dalam situasi seperti ini, kehilangan waktu berarti kehilangan lebih banyak nyawa,” kata Ban Ki-Moon.
Duta Besar Libya Mohamed Shalgam mengajukan banding berapi-api. ”Saya harap dalam waktu beberapa jam, bukan hari, bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang nyata,” katanya.
Beberapa anggota Dewan Keamanan PBB , masih skeptis terhadap sanksi dan mengatakan mereka tidak akan memiliki “gigi”.
Fouad Ajami dari Johns Hopkins School of Advanced International Studies mengatakan kepada CNN bahwa Khadhafi sebelumnya selamat dari sanksi pasca pemboman Pan Am di atas Lockerbie, Skotlandia, tahun 1988 lalu. “Sanksi tidak pernah bekerja,” katanya. ”Setiap orang dengan uang dapat mematahkan sanksi tersebut. (*)