Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional di Medan, Sumatera Utara, beberapa organisasi yang tergabung dalam Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROM-SU) seperti Barsdem, KDAS, Formadas, FMN, LPM-ITM, HMI Fisif USU, PEMA Fisip USU, FAMUD, HMI Sastra UISU, SMI, KOMENTAR dan Gemaprodem melakukan aksi demo di bundaran Mayestik Jalan Gatot Subroto Medan. Dalam aksinya, kelompok ini membakar ban mobil bekas, terlihat puluhan aparat kepolisian berjaga-jaga mengatur lalulintas dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam aksinya, kelompok ini juga menunjukkan penampilan para mahasiswa dalam aksi teatrikal dengan pakaian seorang Sarjana, guru, mahasiswa dan pelaku pendidikan lainnya. Dalam orasinya, aksi ini menyerukan agar pemerintah menghentikan diskriminasi dan tindak kekerasan di dunia pendidikan, serta wujudkan pendidikan yang gratis,ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan.
Karena, pendidikan adalah akar peradaban bangsa, dalam pendidikan manusia dituntut untuk sadar, tahu dan mau untuk mengubah kehidupannya kea rah yang lebih baik (lebih manusia). Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang membebaskan manusia dari praktek pembodohan.
Ironisnya, demikian disampaikan orator dalam aksinya, di Indonesia pendidikan beralih fungsi menjadi lading pemasungan kreatifitas intelektual. Banyak kebijakan-kebijakan dan praktik yang membuat pendidikan kehilangan hakekatnya dan dijadikan alat pemuas bagi golongan dan sektor tertentu.
Pernyataan sikap yang disampaikan FROM-SU adalah stop komersialisasi pendidikan, realisasi anggaran 20 persen untuk pendidikan, stop pungutan liar dalam bentuk apapun dalam dunia pendidikan, hapuskan system BLU dan UN, libatkan mahasiswa dalam pengambilan kebijakan dunia pendidikan serta pernyataan sikap lainnya.
Pantauan SWATT Online di lapangan, seratusan mahasiswa yang melakukan aksi demo di bundaran Mayestik Jalan Gatot Subroto Medan berlangsung aman dan tidak begitu terpengaruh terhadap kelancaran arus lalulintas karena sebelumnya sudah dijaga ketat oleh aparat keamanan.
Sementara itu, di kantor Gubernur Sumatera Utara Aksi Peduli Pendidikan juga digelar oleh Komite Peduli Pendidikan (KPP) dari CC-Medan, CC FE, CC FKM, Komunitas Air Mata Guru, PRISMA, KDAS dan Perkamen dengan Koordinator Lapangan Binsar Gultom.
Dalam orasinya di halaman kantor Gubsu, organisasi ini masih tetap menyerukan agar pemerintah benar-benar melakukan perbaikan di sektor pendidikan, tidak ada diskriminasi dan menghapus UN yang selama ini sangat subur dengan kecurangan. (mes)
Foto : James P Pardede