Pria yang disebut sebagai “John”, seperti layaknya mahasiswa biasa yang menyukai olahraga basket namun memilili indeks prestasi kumulatif mencapai 3,5.
Anak-anak John dikabarkan bersekolah di sekolah Katolik, sementara ayahnya sendiri adalah seorang profesor. Rumah John juga tampak dari Google Maps.
John termasuk di antara ratusan orang yang mendaftar dan masuk ke dalam tim antiteror CIA setelah serangan 11 September 2001. Dia memiliki reputasi mengagumkan saat masih termasuk dalam departemen Rusia dan Balkan.
Seperti contoh, dirinya mampu menantang beberapa pendapat konvensional dari agen senior lain, yang menanggapi latar belakang Vladimir Putin yang mantan agen KGB.
John diketahui mampu menemukan detil kecil dan mengumpulkan informasi dari suatu permasalahan tanpa tertinggal data penting sedikitpun.
Sejak 2003 dirinya bergabung dengan tim anti-teror CIA, sejak 2005 John adalah sosok penting yang membawa keberhasilan dibalik penangkapan CIA terhadap sosok teroris seperti Abu Zubaydah, Abd al-Nashiri, Khalid Sheik Mohammed, Ramzi bin Alshib, Hambali dan Faraj al-Libi.
“Semua detil yang diberikan serta pemaparannya sangat mengagumkan,” ungkap mantan Deputi Direktur CIA Jouh McLaughlin, seperti dilansir situs Telegraph.
Seorang pejabat senior anti teror CIA mengingat dirinya bekerja sama dengan John saat terjadi serangan di Pangkalan Militer Chapman di Khost, Afghanistan. Pejabat tersebut menyebut John sebagai agen yang sangat pandai menjaga kesabarannya.
Selama di CIA, John sudah dipimpin oleh tiga Direktur CIA yang berbeda. Dirinya sempat dipromosikan ke tempat lain, tetapi dirinya ingin tetap menangani kasus Osama bin Laden dan terus menganalisis data dengan sabar mengenai keberadaan Osama.
Identitas Jhon terbongkar akhir-akhir ini, karena ia adalah analis CIA yang berada dibalik kematian Osama bin Laden.
Lalu akahkan hal ini berdampak pada keamanan bagi Jhon dan keluarga? Kita tunggu saja. | Heru Lianto|
Foto : Telegraph