Kapal motor (KM) Martasiah yang mengangkut 105 penumpang dan puluhan kendaraan roda dua, tenggelam di Perairan Tanjung Dewa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (6/6) sekitar pukul 13.00 Wita. 27 penumpang tewas dan 73 lainnya selamat. Lima masih belum ditemukan.
Penumpang yang tewas ini umumnya terjebak di dalam kapal saat terbalik setelah dihantam gelombang besar dan angin kencang. Tim SAR dibantu masyarakat berusaha membantu menyelamatkan korban dan mengevaukasi mereka yang terjebak dalam kapal.
KM Martasiah berangkat dari pelabuhan Panjang Kotabaru sekitar pukul 11.00 WITA menuju Geronggang Kecamatan Kelumpang Tengah, Kotabaru. Selain bermuatan 105 penumpanh dan puluhan kendaraan roda dua, kapal ini juga bermuatan kebutuhan bahan pokok (sembako).
Sebagian besar penumpang kapal tersebut ada para pedagang asal Kotabaru, mereka ke Geronggang untuk mengejar hari pasar. Penumpang pun membawa barang dagangan yang berlebihan (over load). Saat memasuki kawasan perairan Tanjung Dewa yang memang selama ini dikenal warga sebagai perairan yang selalu bergelombang besar, kapal tersebut oleng karena hantaman gelombang dan angin kencang.
“Setelah beberapa kali kena hantaman gelombang, kapal oleh ke kiri dan langsung terguling,” ujar anak buah kapal (ABK) KM Martasiah, Tarzi, kemarin.
Fadli,24, penumpang selamat menceritakan, kapal kayu pengangkut penumpang ini memang jauh dari layak. Pasalnya kapal tersebut tidak dirancang untuk mengarungi lautan, dengan lebar sekitar 5 meter dan panjang 25 meter.
“Saat mulai berangkat dari dermaga Kotabaru, cuaca masih mendung dan tidak hujan, namun setelah beberapa jam perjalanan laut dan di sekitar tempat kejadian hujan turun dengan lebat,” ungkapnya.
Tiba-tiba, lanjutnya, penumpang histeris saat angin dan gelombang besar menghantam kapal. Karena kapal tersebut dari kayu, air masih dari sela-sela dinding kapal lalu miring miring.
“Entah seperti apa prosesnya saya tidak ingat terlalu jelas, karena saya juga sangat kaget dan merasa takut saat kapal tersebut mulai oleng lalu terbalik dan tenggelam,” ungkap Fadli yang masih merasa kedinginan di rumah sakit umum Kotabaru.
“Sebagian yang saya ingat, saat itu saya berpegangan pada sebuah papan yang mengapung bersama dengan beberapa orang penumpang lainnya, sedangkan banyak penumpang lainnya juga berpegangan pada beberapa benda yang mengapung seperti jerigen yang sudah dikosongkan,” ujarnya lagi.
Setelah kapal terguling, banyak penumpang yang berpegangan di badan kapal yang masih muncul di permukaan air.
“Saya juga berusaha menggapai badan kapal yang timbul tersebut agar tidak terseret arus dan gelombang besar sampai pertolongan datang,” katanya.
Pihak Administrasi Pelabuhan Kesatuan Polisi Penjaga Pelabuhan (KPPP) yang mendapat laporan bersama tim SAR langsung melakukan tindakan penyelamatan. Lokasi evakuasi penumpang kapal pun dibagi dua titik, yakni pelabuhan Panjang Kotabaru dan Tanjung Batu. Pembagian tempat evakuasi ini dilakukan adalah untuk mempercepat proses penyelamatan terhadap penumpang yang masih selamat.
Data pos evakuasi pelabuhan Panjang sudah, hingga sore kemarin, sudah 27 penumpang yang ditemukan tewas terjebak dalam kapal. Sedangkan penumpang yang selamat langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Kotabaru untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut keterangan pihak Administrasi pelabuhan (Adpel), data kapal tersebut tidak berada di bawah instansinya. Karena tonase kapal tersebut berada di bawah standar, yakni berada di bawah 7 GT.
“Kalau dibawah 7 GT semua data kapal tersebut ada di Dinas Perhubungan Kotabaru,” ujar salah seorang staf Adpel mengungkapkan.
Bupati Kotabaru Irhami Ridjani juga langsung menyambangi RSUD Kotabaru untuk melihat korban yang selamat. Irhami berpesan agar tetap tabah menghadapi cobaan, dan bersyukur masih selamat.
“Kejadian seperti ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, dan setiap kapal yang berangkat harus mendapat pengecekan kelaikan kapal tersebut,” ungkap Bupati.
Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun Radar Banjarmasin (Batam Pos Group), dari manifest penumpang kapal tersebut hanya tercatat 22 penumpang. Namun menurut keterangan dari ABK Kapal Tarji, diketahui penumpang yang ada di kapal tersebut sekitar 105 orang.
Kepala Bagian Humas Setda Kotabaru Syarifuddin, saat dikonfirmasi mengungkapkan semua korban selamat terbagi di dua pos evakuasi seperti di Kotabaru dan di Geronggang danTanjung Batu.
“Untuk pos evakuasi pelabuhan Panjang Kotabaru diketahui ada 30 orang dan sudah dirawat di RSUD Kotabaru, sedangkan 43 penumpang selamat lainnya dirawat di Puskesmas Tanjung Batu,” ujarnya.
Diantara korban meninggal, beberapa orang yang sudah berhasil diidentifikasi adalah Purwanto,39, Misbah,30, dan Darmi, 40. Ketiga korban ini semua warga Kotabaru. Serta juga diidentifikasi satu korban lainnya Paedi, 42, warga Jember Jawa Timur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Zainal Ariffin mengungkapkan, pihaknya akan terus berupaya menemukan korban lainnya yang masih terjebak di kapal.
Menhub: Pemberi Izin Diperiksa
Menteri Perhubungan, Freddy Numberi sudah mengeluarkan perintah untuk memeriksa petugas yang mengizinkan KM Martasiah berangkat. KM Martasiah tenggelam di perairan Tanjung Dewa, Kalimantan Selatan diduga karena kelebihan muatan.
“Kemarin sudah saya perintahkan untuk dicek. Kan ada batas, muatannya lebih, siapa yang perintahkan itu? Saya suruh cek. Operasi itu tetap ada standarnya. Kalau dipaksakan berlayar kami sedih ada korban dan lain-lain,” kata Freddy sebelum rapat dengan Komisi II di DPR RI, Jakarta, Selasa, (7/6).
Menhub juga menyatakan aturan operasi pelayaran sudah ditentukan dengan jelas. Pengawasan atas penerapan aturan itu akan lebih diperketat lagi.
“Mungkin kami akan menerapkan lebih ketat lagi,” tegas Freddy.
Sementara Dirjen Perhubungan Laut, Sunaryo menegaskan, keselamatan pelayaran sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah yang menjadi regulator.
“Intinya yang kami tegaskan di sini, keselamatan pelayaran menjadi kewajiban kita semua. Tetapi saya katakan ada yang paling bertanggung jawab yaitu regulator. Dalam hal ini kapal 7 groos ton menjadi tanggung jawab Pemda, saya minta pemda untuk benar-benar menjamin keselamatan pelayaran,” jelas Sunaryo.
Sumber: batampos.co.id