Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai berpendapat TNI cukup penting untuk dilibatkan dalam penanggulangan terorisme. TNI dibutuhkan dalam mencegah radikalisme di wilayah teritorial.
“Jangan serta merta dianggap melanggar HAM. TNI sendiri kan aset negara yang memang dia punya kewajiban untuk bela negara. Jangan keterlibatannya langsung dicurigai melanggar HAM. Semua negara pakai militer kok,” kata Ansyaad.
Hal ini disampaikan Ansyaad usai menghadiri seminar nasional Program Pendidikan Tingkat Angkatan XVII bertajuk “Penanggulangan terorisme guna persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka ketahanan nasional” di Lemhannas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2011).
Dikatakan dia, TNI cukup penting dilibatkan memberantas terorisme, terutama untuk tahap pencegahan. “Terorisme kan mulai dari radikalisme. Infrastruktur TNI khususnya di teritorial itulah yang menghambat radikalisme itu. Kalau kita ingin mencegah dari awal, terutama peran teritorial itu harus difungsikan,” papar dia.
Menurut dia, TNI harus cepat melaporkan dan menemukan gejala atau aktifitas yang mengarah pada terorisme. “Lalu lapor cepat itu yang paling inti,” ujar Ansyaad. Ansyaad mengatakan TNI terlibat memberantas terorisme melalui wadah BNPT. “Itu (koordinasi TNI-BNPT) sudah pasti. Makanya 2 minggu yang lalu, kita adakan rakor dengan seluruh Dandim (Komandan Distrik Militer), Kapolres, Kejari, di wilayah-wilayah yang rawan terorisme,” kata Ansyaad.
Selain itu, Ansyaad menambahkan penggabungan intelijen di BNPT mulai dirintis. “Banyak wadah intelijen. Kita ingin ada pusat analisis khusus masalah terorisme. Kita lihat di semua negara banyak sekali wadah intelijennya. Yang penting ketemunya adalah di analisisnya,” kata dia. |dtc|