
Seakan tidak khawatir dengan protes keras dari Angkatan Laut China, pada hari ini Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencananya untuk kembali meluncurkan kapal perangnya.
Berdasarkan keterangan seorang pejabat Angkatan Laut AS (US Navy), mereka berencana untuk melakukan patroli kembali di wilayah pulau-pulau buatan China dalam sengketa Laut China Selatan.
“Kami memang berencana untuk kembali menempatkan kapal perang menuju pulau-pulau buatan China untuk melakukan patrol. Kami akan kerahkan kapal perang ke sana sekira dua kali dalam sehari, atau bahkan lebih,” ujar seorang pejabat US Navy yang tidak ingin disebutkan identitasnya, seperti dikutip Reuters, Selasa (3/11/2015).
“Hal itu kami lakukan untuk mengingatkan China bahwa wilayah itu memang peraian internasional. Hal yang kami lakukan untuk mengingatkan kepada China dan negara-negara lain soal pandangan kami,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Pasukan Militer Pasifik AS, Laksamana Harry B. Harris, yang mengutip pernyataan Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, mengatakan bahwa kemunculan kapal perang AS yang berpatroli di wilayah Laut China Selatan bukanlah sebuah bentuk ancaman.
“Saya percaya bahwa operasi rutin ini tidak perlu diartikan sebagai bentuk ancaman bagi negara mana pun,” ucap Harris.
Sebagaimana diberitakan, pada Selasa 27 Oktober kapal perang USS Lassen yang didampingi pesawat pengintai dari US Navy telah mendekati peraian Kepulauan Spratly untuk melakukan patroli. USS Lassen merupakan sebuah kapal penghancur yang dilengkapi senjata rudal udara dan rudal air. Tindakan itu dianggap provokasi langsung terhadap China.
Merespons hal tersebut, Angkatan Laut China dilaporkan telah menyiapkan rudal taktis untuk mengantisipasi tindakan US Navy yang lebih jauh lagi.
Meski demikian, untuk meredakan ketegangan, Kepala Angkatan Laut AS (US Navy), Laksamana John Richardson, dilaporkan telah melakukan video conference dengan Kepala AL China, Laksamana Wu Shengli.(okezone.com)