Jakarta – Hubungan Indonesia dan Malaysia sempat kembali memanas beberapa waktu lalu. Sebabnya, terkait dengan batas patok wilayah Indonesia yang kabarnya dicaplok Malaysia.
Menanggapi situasi itu, ASEAN sebagai organisasi yang menaungi negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak bisa berbuat banyak. ASEAN tidak bisa mencampuri urusan perbatasan. “ASEAN tidak turut campur dalam masalah perbatasan,” terang Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan ASEAN, Jose Antonio Morato Tavares.
Hal itu dia sampaikan dalam sesi tanya jawab acara Lokakarya Isu-isu International 2011 di Ballroom Hotel Lumiere, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2011). Acara lokaskarya ini juga dihadari Sekretaris Ditjen ASEAN, Foster Gultom dan diikuti karyawan dari Kementerian Luar Negeri.
Untuk permasalahan Indonesia-Malaysia kemarin, dia menilai sebenarnya bisa diselesaikan dengan dua cara. Pertama, melalui perjanjian bilateral antar dua negara, dan yang kedua melalui kesepakatan masing-masing negara masalah ini bisa dibawa ke peradilan internasional.
“Perjanjian bilateral antara dua negara, di sini bisa terjadi negosiasi. Dan kalau ini tidak tercapai, atas kesepakatan kedua belah pihak permasalahan ini akan naik ke peradialan internasional,” jelasnya.
Jose yakin dua cara ini paling masuk akal dilakukan dan tidak berdampak pada kehidupan diplomatik kedua negara. “Hanya dengan dua cara itu masalah dua batas negara bisa diselesaikan. Nah penyelesaian permasalah Indonesia-Malaysia selama ini baru melakukan bilateral,” kritiknya. |dtc|