
Pendiri WikiLeaks , Julian Assange, mungkin menghadapi tuntutan hukum di Australia setelah pengungkapan 251 ribu kawat diplomatik rahasia pemerintah Amerika.
Para pejabat Australia sedang memeriksa dokumen-dokumen yang berisi informasi sensitif tentang badan-badan keamanan negara Kanguru itu.
Pengungkapan 251 ribu kawat diplomatik rahasia Amerika oleh WikiLeaks hari Kamis lalu, kemungkinan mencakup nama-nama yang dianggap rahasia di Australia.
Menurut para pejabat di Canberra sedikitnya nama seorang petugas keamanan terungkap, sementara 23 lainnya yang tinggal di Australia dan terkait jaringan militan di Yaman juga telah dikenali. Tetapi ke-23 orang itu terlibat dengan kelompok-kelompok ekstrimis apapun.
Jaksa Agung Australia Robert McClelland yakin kedua kasus dapat mengganggu keamanan nasional Australia dan ada peringatan atas pendiri WikiLeaks Julian Assange, seorang warga Australia bahwa ia bisa ditangkap jika kembali ke tanah airnya.
“Jaksa Agung Australia Robert McClelland mengeluh karena kantornya ketahuan karena mengadukan 23 warga Australia ke Kedutaan Besar Amerika tanpa proses. Jika McClelland tidak senang karena tertangkap basah, mungkin ia harus mempertimbangkan untuk membatalkan paspor Australia saya lagi. Karena terbukti paspor itu tidak berguna berguna bagi saya, di mana saya telah ditahan selama 267 hari terakhir tanpa tuduhan,” ujar Assange seperti dilansir The Daily Star
Atau mungkin Jaksa Agung, lanjut Assange, itu bisa melakukan sesuatu untuk kita semua – membatalkan paspornya sendiri dan mendeportasi dirinya.
Pengungkapan kawat-kawat Amerika telah dikecam keras oleh surat-surat kabar yang sebelumnya mendukung WikiLeaks. Kelompok-kelompok HAM juga percaya WikiLeaks dapat membuat ribuan orang yang disebutkan dalam dokumen-dokumen itu ditahan atau mendapat perlakuan lebih buruk.| Heru Lianto|