Nahdlatul Ulama (NU) mengaskan kembali komitmennya untuk mendukung penuh empat pilar Indonesia, yakni Negara Kesatuan RI (NKRI), Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945. Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU Said Agil Siradj dalam keterangan persnya usai diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Senin (6/6) sore.
“Bagi NU jika ada teror atau tidak ada, adanya radikalisme atau tidak, ada bom atau tidak– NKRI, negara kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 sudah final,” Said Agil Siradj menegaskan. “Kami tetap komitmen pada Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta; red),” Said Agil menambahkan, seperti yang dikutip dari presidenri.go.id.
Dalam pertemuan tadi, Presiden SBY menyatakan kesediannya untuk menghadiri peringatan Hari Lahir ke-85 NU yang akan berlangsung pada 17 Juli 2011 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Sehari sebelum peringatan Harlah NU, akan ada pertemuan para tarakot sufi sedunia yang diikuti oleh 43 tarakot di bawah pimpinan Habib Luthfie, dan 22 tarakot yang berasal dari negara-negara Islam Suni seperti Mesir, Syria, Jepang, Maroko, Turki, Malaysia, dan Amerika Serikat.
“Ini penting untuk memperkuat bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang mengedepankan akhlaqul karimah, wisdom, kearifan, menjauhi kekerasan bahkan antikekerasan. “Kita perkuat bahwa dengan pertemuan sufi sedunia ini untuk memperkuat bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat, toleran, yang diwarisi oleh leluhur dari Wali Songo yang kemudian diwarisi NU,” kata Said.
Selain itu, dalam rangkaian Harlah ke-85 NU, juga akan diadakan seminar ekonomi rakyat pada 14-17 Juni di Jakarta Convention Center yang berisi produk hasil kreativitas warga NU. Juga akan ada defile banser (bantuan serbaguna) yang diikuti oleh 30 ribu Banser Ansor, ulama, serta kyai-kyai sepuh NU di seluruh Indonesia. |idr|