YOGYA (KR) – Hujan deras yang mengguyur lereng Merapi sepanjang hari Minggu (1/5), menyebabkan sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi meluap. Banjir lahar dingin pun menerjang daerah sepanjang sungai mulai dari wilayah Sleman sampai Kota Yogya. Ratusan warga Sleman dan Kota yang bermukim di tepi sungai terpaksa dievakuasi.
Luapan air Kali Code menggenangi ratusan rumah di bantaran sungai sehingga warga terpaksa mengungsi. Warga yang mengungsi antara lain yang tinggal di Jogoyudan, Kleringan dan Suryatmajan. ”Air meluap dan menggenangi rumah saya selepas azan Isya. Rumah saya terendam setinggi 1,5 meter dari lantai, pagar dari tembok bahkan ambrol diterjang arus. Saya sempat menyelamatkan televisi, namun pakaian dan barang lain terendam,” kata Eko (32), warga Gemblakan Bawah RT 27/RW 9 Suryatmajan Danurejan.
Hendry Saputra (40), warga RT 26/RW 9 Suryatmajan menuturkan, banjir kemarin adalah yang terbesar sejak luapan 5 September tahun lalu. ”Televisi saya terendam, begitu juga pakaian yang sebagian besar mungkin tidak akan bisa dipakai lagi. Pakaian dan barang elektronik di RW 7, 8 dan 9 kebanyakan tidak terselamatkan,” katanya.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto meninjau lokasi bencana di kawasan Jembatan Jambu di Suryatmajan didampingi Komandan Kodim 0734 Yogyakarta Letkol Infantri Arudji Anwar, Kapolresta Yogyakarta AKBP M Mustaqim, serta Camat Danurejan Octo Noor Arafat SIP.
”Luapan ini lebih besar dari banjir 19 Maret lalu, namun masih terkendali. Yang terpenting korban jiwa tidak ada, evakuasi berjalan lancar dan logistik masuk,” kata Herry.
Menurut Octo, luapan Code terjadi sejak pukul 18.30, namun sudah terpantau sejak pukul 15.00 berdasarkan informasi dari utara (puncak Merapi). Jumlah KK yang mengungsi belum terdata seluruhnya, namun yang terpantau di posko wilayah Danurejan sekitar 100 KK.
”Sistem penanganan banjir Kali Code sudah terintegrasi. Pihak Kodim, Polresta, maupun pihak Pemkot sudah siap semua. Sekarang kami melakukan pendataan, besok (hari ini,-red) baru rehabilitasi, endapan pasir dikeluarkan, seperti biasanya,” imbuh Arudji Anwar.
Camat Umbulharjo Drs Agus Winarto menjelaskan, warga di bantaran Kali Code di Lowanu dan perumahan Sorosutan RT 61, RT 62 dan RT 63 juga kebanjiran. Untuk sementara warga yang rumahnya kebanjiran dievakuasi di 3 titik pengsungsian masing-masing RT. Sedangkan, untuk warga RT 63 sebagian besar diajak mengungsi di rumah saudaranya di sekitar kampung tersebut dan sebagian diungsikan di SMP N 10 Wirosaban Yogya.
Warga di titik-titik pengungsian diberi bantuan dari Pemkot Yogya berupa sembako beras 40 kg dan mie instan 5 dos. Rumah warga yang kebanjiran RT 67 sejumlah 27 KK terdiri 104 jiwa, RT 62 sebanyak 31 KK terdiri 109 jiwa dan RT 63 sejumlah 50 KK terdiri 200 jiwa.
Sementara di Dusun Randusari RT 7 RW 8 Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan Sleman, dapur rumah milik Robin hanyut terseret banjir lahar dingin. ”Kebetulan jarak rumahnya memang mepet dengan Kali Opak. Sekarang warga tersebut tinggal di rumah milik tetangga yang letaknya lebih tinggi,” kata Kepala Desa Bokoharjo Prambanan, Suharyono SE.
Di Dusun Teplok Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan, rumah milik Suwarjo roboh akibat terjangan banjir lahar dingin. Sedangkan dua rumah milik Waluyo dan Mukhtar mengalami rusak sedang lantaran kemasukan material yang dibawa arus air. Sementara itu rumah milik Ponijo, Gunarto dan Sukarjiyono warga Dusun Wangen dilaporkan mengalami rusak ringan, beberapa bagian rumahnya kemasukan material. Kadus Teplok Badrun mengungkapkan, sekarang ini ada 25 KK harus mengungsi di tempat yang lebih aman.
Untuk kondisi Kali Woro di Kecamatan Manisrenggo mengalami kenaikan debit air. Aliran air juga sudah meluap hingga jembatan yang membuat arus lalu lintas tertutup. ”Kami sudah menginstruksikan warga untuk tetap waspada,” kata Kades Borangan, Sarman.
Sumber: kr.co.id