
BADAN Intelijen Negara (BIN) bersama jajaran intelijen negara lainnya menegaskan akan menjaga netralitas mereka secara profesional dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Hal itu ditegaskan Kepala BIN Marciano Norman kepada pers di gedung parlemen, Jakarta, seusai rapat koordinasi tertutup dengan Komisi I DPR, Senin (24/02/2014).
Marciano pun berjanji BIN bersama komunitas intelijen lain akan selalu berupaya mengoptimalkan deteksi dan pencegahan dini terhadap semua potensi yang dikhawatirkan mengganggu pemilu. Karena menurut dia, potensi ancaman dalam Pemilu 2014 selalu ada.
Ia juga meminta kepada rakyat agar tetap waspada dan tidak terhasut setiap upaya dalam bentuk apa pun dari pihak-pihak yang ingin mengacaukan pemilu.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo menyatakan rapat digelar untuk memastikan intelijen negara netral dan bisa menjaga pemilu dari gangguan. “Karena, teror ke tokoh-tokoh politik sudah mulai. BIN harus menjaga pemilu aman dan tertib,“ pintanya.
Sebelumnya diberitakan media massa, Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya telah menemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Menurut Tjahjo, hal ini merupakan indikasi kuat adanya teror yang mengarah pada partainya dari pihak eksternal.
“Di rumah Jokowi kita operasi ada tiga alat penyadap, di tempat tidur, di ruang tamu, dan di tempat makan. Seakan-akan ada semacam teror,” kata Tjahjo, di Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2014).
Tidak hanya di rumah dinas Jokowi, kata Tjahjo, operasi intelijen oleh pihak tertentu juga bisa sampai ke rumah Megawati Soekarnoputri.
“Ppernah tertangkap ada orang masuk rumah Bu Megawati dengan alasan mau numpang kencing, kan konyol,” ujarnya.(sol/kg)