PRAKTIK mesum muda-mudi di kawasan Centrepoint of Indonesia (CoI), sepintas hanyalah praktik sederhana dari gesekan zaman. Tapi dalam jangka panjang ini bisa berdampak pada degradasi moral. Pada akhirnya akan memicu tumbuhnya praktik prostitusi komersial.
“Prostitusi komersial biasanya diawali dengan praktik-praktik sederhana seperti itu. Jika terus dilakukan pembiaran, fenomena yang lebih besar akan muncul,” jelas Muh Fahman, pemerhati sosial yang juga aktivis kemasyarakatan.
Fahman menjelaskan, ada kecenderungan pemerintah melakukan pembiaran terhadap hal seperti itu. Terbukti, praktik-praktik yang sama di tempat lain, nyaris tidak pernah tersentuh penertiban secara permanen.
“Memang ada razia, tapi sifatnya sementara. Dilakukan tidak berkala, sehingga bukannya menghilangkan praktik itu, tapi justru menjadikannya tumbuh subur,” paparnya.
Jika ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin ke depan, CoI akan menjadi lokasi mangkal para pekerja seks komersial.
Di sinilah fase yang paling mengkhawatirkan. Secara tidak langsung orang akan datang karena menganggap tempat itu sudah dilegalisasi.
“Seperti halnya Jalan Nusantara. Pemkot berkoar bahwa prostitusi dilarang, tapi faktanya di sana orang menyalurkan hasrat seksualnya. Dan kelihatannya ada legitimasi dari pemerintah,” terang Fahman.
Anggota Komisi A DPRD Makassar Nuraeni, turut prihatin dengan fenomena yang ada di CoI. Menurutnya, masyarakat berani secara terbuka mangkal di tempat itu karena lemahnya pengawasan pemerintah.
Andai saja kata dia, pemerintah tegas, tentu masyarakat tidak akan betah berada di sana.
“Saya kira memang ada kesan pembiaran. Saya juga khawatir kalau hal ini tidak diatasi segera, dampaknya akan sangat besar di kemudian hari,” kata Nuraeni.
Utamanya untuk masyarakat setempat. Mereka akan terbiasa menyaksikan pemandangan tabu seperti itu.
Sehingga kebiasaan itu akan berakibat buruk untuk psikologi sosialnya. “Masyarakat bisa-bisa menganggap hal itu tidak tabu lagi. Bahkan dianggap lumrah. Ini yang berbahaya,” ucapnya.
Yang mengkhawatirkan adalah legalisasi yang diberikan masyarakat setempat. Ada masyarakat yang memungut tarif parkir bagi mereka yang mangkal di CoI.
Karena merasa diuntungkan secara materi, masyarakat itu tentu berusaha agar praktik-praktik mesum itu tumbuh subur. Dengan begitu mereka juga akan mendapatkan hasil lebih banyak dari tarif parkir ilegal itu.
Sumber: beritakotamakassar.com