
Wakil Presiden Presiden Republik Indonesia Boediono mengajak pelaku dunia usaha untuk fokus memperhatikan generasi muda terkait masalah lapangan kerja.
Boediono mengingatkan, kalau pemerintah dan pelaku dunia usaha benar-benar melupakan generasi muda untuk memberikan pekerjaan yang layak sesuai energi dan kemampuan bagi genera muda maka yang rugi adalah semua pihak.
“Ada istilah “loss generation”, di mana suatu generasi bisa hilang karena kita tidak melakukan hal-hal yang sepatutnya untuk generasi muda kita,” ujar Boediono di depan para pengurus KADIN dan Asosiasi Pengusaha dalam acara pembukaan sarasehan bertajuk “Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Muda Menuju Indonesia Maju 2025” di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa.
Boediono menjelaskan, masalah lapangan kerja atau pengangguran tidak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan itu [masalah pengangguran] adalah masalah global.
Rata-rata, lanjutnya, kelompok usia muda berisiko menganggur 3 kali lipat daripada rata-rata nasional seluruh angkatan kerja.
“Kelompok umur inilah yang sangat riskan sekali untuk tidak mendapatkan lapangan kerja. Dan itu berlaku di semua negara,” terangnya.
Lalu bagaimana kita mengatasi masalah kesempatan lapangan kerja? Menurut Boediono, satu hal yang paling mendasar dan tidak bisa diganti dengan yang lain- lain adalah pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi dalam kenyataannya sangat krusial bagi terciptanya lapangan kerja,” ujarnya
Pertumbuhan ekonomi berarti ekspansi dari dunia usaha. Timbulnya dunia usaha baru, itulah kunci dari adanya lapangan kerja baru.
“ Itu adalah fakta, dan saya kira tinggal kita mencoba untuk mengarahkan pertumbuhan ini dengan cara yang terbaik,” terangnya
Boediono mengingatkan, bahwa 6, 5 persen pertumbuhan ekonomi dirasanya kurang cukup. Akan tetapi bila mencapai 7 – 8 persen itu yang diharapkan. “Dan itu barangkali hanya cukup untuk mengurangi masalah yang kita hadapi, baik pada tingkat usia muda maupun yang lebih tua,” ujarnya. (her)