Pengalaman puluhan tahun bertugas di daerah pedalaman menjadikan hakim M Yamin Awie terbiasa dengan ancaman ilmu hitam alias santet. Pengalaman inilah yang salah satunya menjadikan Mahkamah Agung (MA) memilihnya sebagai kandidat calon hakim agung (CHA).
“Kalau soal diancam disantet, sudah biasa. Kan lama tugas di pedalaman Kalimantan,” kata Yamin saat akan mengikuti wawancara terbuka seleksi CHA di kantor Komisi Yudisial (KY), Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (20/7/2011).
Lelaki yang sampai saat ini aktif sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jambi ini terlihat low profile. Badannya yang kurus di balut jas warna coklat tua. Sebuah tas komputer jinjing selalu akrab dengan tangannya.
Dia mengaku saat menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama di Kalimantan sudah beberapa kali ia diancam santet. Dengan terang-terangan sejumlah orang menyatakan akan mengirimkan santet pada Yamin.
“Terus terang saya nggak berani pukul Bapak secara fisik, tunggulah saya akan kirimkan ilmu lain ke diri Bapak,” ucap Yamin menirukan kata‑kata orang yang mengancamnya.
Dalam perjalan karirnya sebagai hakim, ancaman merupakan makanan setiap hari baginya. Ia mengaku sudah cukup menjumpai berbagai jenis ancaman, mulai dari intimidasi hingga santet. Waktu Orde Baru misalnya, tidak jarang orang yang tak paham hukum mengintimidasinya dengan membawa aparat.
“Namun prinsip saya, selama saya melakukan yang benar dan bukan karena titipan, saya yakin semua baik‑baik saja. Kenapa harus takut,” ucap Yamin.
Sebelum dicalonkan CHA oleh KY, dia mengawali karier hakim di Pengadilan Agama Samarinda tahun 1983. Dia tercatat sudah menjabat sebagai Wakil Pengadilan Agama sebanyak lima kali dan menjadi Ketua Pengadilan Agama sebanyak tiga kali di daerah yang berbeda. Dia juga pernah menjabat sebagai hakim tinggi pada Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada tahun 2002.
Menanggapi peradilan saat ini yang buruk, Yamin optimistis akan ada perbaikan. “Peradilan Agama masih perlu direformasi. Terutama di tingkat bawah, terutama paham fikih yang perlu pembaharuan,” ujar Yamin menjawab pertanyaan tim panelis. |dtc|