Pamekasan – Proses perdamaian insiden malam takbiran antara pemuda asal Desa Waru dengan warga Desa Tamberu Barat Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, Madura diwarnai amarah warga Batumarmar dengan merusak Polsek Waru.
Amarah warga Desa Tamberu Barat itu diduga akibat warga Tamberu yang emosi setelah melihat Farid (34) diamankan di sebuah ruangan Polsek Waru. Melihat Farid berada di dalam mapolsek, sejumlah warga Desa Tamberu berusaha menghajar Farid.
Menurut keterangan yang dihimpun menyatakan, Farid adalah warga Desa Waru Barat yang dicari-cari sekelompok pemuda Desa Tamberu Barat. Pencarian Farid itu lantaran pada saat malam takbiran lebaran, Selasa (30/8/2011) lalu, Farid melakukan aksi kekerasan atas seorang warga Desa Tamberu Barat.
Insiden malam takbiran itu meletupkan dendam pada sejumlah pemuda Desa
Tamber kepada Farid. Sejak saat itu, Farid dicari-cari sejumlah warga Tamberu yang lokasinya berjarak 6 km arah barat Desa Waru Barat.
Merasa keselamatannya terancam, Farid lantas mengamankan diri di Mapolsek Waru. Polisi lantas meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat kedua desa ikut membantu proses perdamaian yang dipusatkan di Mapolsek Waru.
Disaat proses perdamaian berlangsung itulah, sejumlah pemuda berusaha memukul Farid. Aksi kekerasan itu lantas dihadang sejumlah anggota polsek. Warga Tamberu yang sudah emosi kemudian melampiaskan amarah dan melempar kursi ke arah komputer di dalam ruang mapolsek.
Menurut Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Supingi, insiden di Mapolsek Waru telah berhasil dikendalikan. Polisi melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat kedua desa untuk mengendalikan masing-masing warganya.
“Atas kordinasi dengan tokoh masyarakat setempat, jajaran kami berhasil meredam amarah warga. Jumat sore ini, anggota Polsek Waru telah bekerja seperti biasa lagi,” ujar AKP Supingi.
Untuk meredam emosi warga, polisi tidak melakukan proses verbal seperti memeriksa dan menahan warga. “Tidak ada warga yang ditahan dalam insiden di Mapolsek Waru itu,” tandasnya. dtc