Demikian penegasan Danrem 071/Wk Kolonel Inf Nono Suharsono, dalam sambutannya pada acara Pembukaan Latihan Teknis Tim Intel jajaran Korem 071/Wk, yang berlangsung Selasa (24/5), di Aula A.Yani Makorem 071/Wk, Jl.Gatot Subroto Sokaraja Banyumas.
Lebih lanjut Danrem 071/Wk menyampaikan bahwa dalam memperkuat kemampuan deteksi dini dan ketajaman analisis setiap aparat intelijen mampu bekerja secara optimal dilapangan dan menyajikan data intelijen yang tepat dan valid sehingga mampu mewujudkan postur aparat intelijen yang profesional. Karena kemampuan deteksi dini, lapor cepat dan ketajaman dalam menganalisa masalah merupakan kunci pokok suskesnya tugas-tugas intelijen.
Oleh karena itu, lanjutnya. Peran intelijen sebagai agen informasi komando baik dalam rangka pengamanan maupun tugas penggalangan dan pencarian informasi yang aktual dan akurat dilapangan akan menjadi acuan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan untuk mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi ancaman yang diperkirakan.
“Semakin akurat informasi dan semakin dini penyampaiannya, akan semakin besar manfaatnya bagi pimpinan untuk mengambil keputusan. Karena itu kesalahan dalam menyajikan data atau informasi bagi Komando atas akan menjadi kekeliruan dalam pemilihan cara bertindak”, jelas Danrem 071/Wk.
Pembukaan Latihan Teknis Intelijen Tim Intel jajaran Korem 071/Wk dihadiri para Kasirem 071/Wk dan Parem 071/Wk serta para peserta anggota Intel sejajaran Korem 071/Wk.
Latihan Teknis Intelijen ini diselenggarakan selama empat hari dari tanggal 24 s/d 27 Mei 2011 bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan intelijen baik secara perorangan maupun dalam hubungan satuan, sedangkan sasaran latihan tersebut tercapainya kemampuan standar dalam melaksanakan tugas penyelidikan, pengamanan, penggalangan, dan administrasi intelijen, terjaminnya mekanisme kerja antar satuan intel, terbentuknya jaring intelijen secara sistematis, terujinya penguasaan taktik dan teknik intelijen, terujinya keakuratan persepsi ancaman sesuai perkiraan keadaan intelijen.
Selain itu materi yang dilaksanakan, yakni wawancara/elisitasi, pengamatan dan penggambaran, penjajakan, meningkatkan sadar pengamanan, membangun sistem pengamanan, penyusupan ke dalam organisasi lawan, PUS/propaganda, Kontak orang dengan orang (KODO), kampanye berbisik, administrasi intelijen, kover/kedok.
“Ancaman, ganguan dan hambatan serta teror, tidak hanya berupa gerakan fisik akan tetapi bisa saja dalam bentuk dan modus aksi non militer yang bersifat subversive, melalui penggalangan opini public, perekrutan massa dengan dalih agama, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Aksi-aksi tersebut tidak mengenal batas ruang, alat dan waktu, dimana saja dapat timbul dan sangat sulit diprediksi”, papar Danrem 071/Wk.
Oleh karena itu, aparat intelijen untuk lebih memantapkan kemampuannya khususnya dalam menganalisa guna mengantisipasi dinamika tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks dengan melaksanakan upaya pendidikan dan pelatihan aparat intelijen, mengingat era teknologi informasi dan komunikasi yang berkambang sangat maju dewasa ini sehingga dibutuhkan kemampuan yang tinggi untuk menghadapinya, lanjut Danrem 071/Wk mengakhiri sambutannya.(tniad.mil.id)