NEGARA Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ribuan pulau dan sumber daya alam laut yang melimpah sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kondisi ini berakibat pada potensi datangnya ancaman melalui laut sangat besar, sehingga dapat mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan kemampuan dan kekuatan pertahanan negara yang andal untuk menjaga tegaknya NKRI.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, dalam rangka menjaga kedaulatan dan mempertahankan tegaknya NKRI, maka diperlukan langkah-langkah yang antisipatif dengan mempersiapkan semua elemen bangsa termasuk TNI Angkatan Laut, kata Kadispenal Laksma TNI Tri Prasodjo, akhir pekan lalu.
Dikatakan TNI AL sebagai salah satu alat pertahanan negara dituntut untuk berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Indonesia serta melindungi seluruh warga negara. Hal demikian sesuai dengan tugas TNI AL sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004. Dalam rangka mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, diperlukan adanya latihan secara bertingkat dan berjenjang untuk meningkatkan profesionalisme dan naluri tempur prajurit serta kesiapan operasional Alutsista.
Berkaitan dengan hal tersebut, tanggal 20 April 2011 dilaksanakan ujicoba penembakan beberapa jenis senjata strategis terbaru yang dimiliki oleh TNI AL di perairan Samudera Hindia, yang disaksikan langsung oleh sejumlah pejabat TNI dari atas KRI Surabaya; kata Kadispenal.
Ujicoba penembakan beberapa rudal tersebut selain untuk mengetahui keandalan, akurasi perkenaan sasaran, dan daya hancur yang ditimbulkan juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut. Untuk itu bersamaan dengan pelaksanaan ujicoba penembakan rudal tersebut, sekaligus dilaksanakan pula serangkaian latihan tempur laut yang melibatkan beberapa kapal perang dan pesawat udara berbagai jenis.
Sejumlah senjata strategis yang ditembakkan antara lain peluru kendali (Rudal) Yakhont ditembakkan oleh KRI Oswald Siahaan-354 (jenis Perusak Kawal Rudal/PKR kelas Fregat Vanspijk) dengan sasaran eks KRI Teluk Bayur-502 (Landing Ship Tank) pada jarak kurang lebih 135 mil laut atau sekitar 250 Km. Sedangkan Rudal Exocet MM 40 dan Rudal penangkis serangan udara Mistral diluncurkan KRI Sultan Hasanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet SIGMAa atau SIGMA Class), dan Sea Cat dilepaskan oleh KRI Karel Satsuitubun-356 (PKR Kelas Fregat Van Speijk).
Selain itu juga kapal selam KRI Cakra-401 akan menembakan Torpedo Sut, sementara KRI Cut Nyak Dien-375 (Perusak Kawal Kelas Korvet Parchim) memuntahkan roket anti-kapal selam RBU-6000. Kegiatan tersebut didukung dua unit pesawat Cassa patroli maritim dan empat helikopter.
Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto selaku penanggungjawab jalannya latihan uji coba penembakan rudal strategis tersebut mengakui merasa lega dengan jalannya kegiatan ini karena telah berlangsung hingga mencapai tahap zero accident.
Menurut Dispen Koarmatin, bertindak selaku Komandan Gugus Tugas dalam uji coba penembakan rudal strategis yang berlangsung di Samudera Hindia, sebelah barat Selat Sunda ini adalah Komandan Guspurla Armatim Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, MSc, BI. |harianpelita.com|