Pasuruan – Momen lebaran memang banyak yang dimanfaatkan untuk orang. Namun bagi mereka yang hidup dalam kekurangan, segala keperluan lebaran menjadi beban yang memberatkan.
Hal itu pula yang membuat 5 pemuda asal Kabupaten Pasuruan ini nekat. Berdalih butuh uang demi keperluan lebaran, mereka membobol gudang cengkeh milik sebuah Pabrik Rokok PT Gudang Jati di Desa Petungsari Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.
Mereka berhasil menggondol cengkeh sebanyak 20 sak dengan berat 1,2 ton dengan nilai sekitar Rp 150 juta dari gudang tersebut.
Akibat perbuatannya, ke-5 tersangka diamankan Satuan Reserse Kriminal di rumahnya masing-masing. Mereka yakni Samsul Huda, Lastari, Joni Santoso, M Malik serta seorang penadah bernama Mujiono. Kesemuanya berdomisili di wilayah Kecamatan Pandaan.
“Saya terpaksa mencuri pak untuk persiapan lebaran nanti,” kata Samsul Huda saat berbincang dengan detiksurabaya.com di tahanan Mapolres Pasuruan, Jumat (26/8/2011).
Ia mengaku baru pertama kali terlibat aksi pencurian cengkeh di dalam pabrik tempatnya bekerja itu. Itu karena uang gaji yang diterima selama ini tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih kebutuhan menjelang perayaan lebaran.
“Gaji saya ngak cukup pak untuk lebaran,” imbuhnya.
Apa yang dikatakan tersangka tidak membuat polisi bergeming. Mereka tetap diproses sebagaimana mestinya dan dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian disertai dengan pemberatan dengan ancaman hukuman paling banyak 7 tahun penjara.
“Para tersangka memang sudah mengenal seluk beluk pabrik sehingga mudah membobol tembok gudang dan menguras cengke,” ujar Kasat Reskrim AKP Indra Mardiana saat mendampingi Kapolres Pasuruan AKBP Agung Yudha Wibowo kepada detiksurabaya.com, Jumat (26/8/2011).
Modus yang dilakukan para tersangka pun sangat lihai yakni dengan mengangkut sak demi sak cengkeh secara bertahap. Kemudian disimpan dalam sebuah gubuk tua yang tidak jauh dari pabrik. Saat keadaan dirasa aman, mereka kemudian menjual barang curian tersebut seharga Rp 185 ribu per kg.
“Mereka merupakan spesialis, aksi terakhir mereka lakukan pada Jumat (19/8/2011) lalu,” jelas Indra.
Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan pengembangan kasus tersebut. “Seorang berinisial PN yang diduga sebagai otaknya masih dalam pengejaran,” pungkas Indra. dtc