Aksi unjuk rasa memperingati hari anti-korupsi yang digelar oleh ratusan mahasiswa dari berbagai elemen di depan Kantor Kejati Banten berlangsung ricuh. Mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang menyebabkan empat mahasiswa terluka terkena pukulan polisi. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang untuk medapatkan perawatan.
Mahasiswa yang mengalami luka-luka tersebut antara lain, Fikri Afransyah yang mengalami pendarahan di bagian mulut. Ian Palkesa mengalami patah tulang. Sementara Irmal dan Mahendra mengalami kejang-kejang akibat terkena pukulan di bagian perut dan paha.
Aksi demonstrasi semula berlangsung tertib. Namun, selang 30 menit kemudian, kericuhan tidak dapat dihindari saat mahasiswa mendesak masuk ke halaman kantor Kejati Banten dengan cara meloncat pagar. Upaya tersebut pun langsung dihalang-halangi oleh aparat kepolisian dan memicu bentrokan.
Dalam orasinya, koordinator aksi Joenda mendesak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten untuk segera menuntaskan puluhan kasus korupsi. “Kami minta Kejati Banten serius menangani sejumlah kasus korupsi di Banten tanpa tebang pilih,” katanya.
Aksi mahasiswa ini mulai mereda setelah sejumlah pejabat Kejati Banten menemui mahasiswa dan memaparkan penanganan kasus korupsi yang tengah ditangani Kejati Banten.
Sumber: republika.co.id