Sehari setelah menerima paket bom, pengamanan Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) diperketat. Selain satpam, anggota Densus 88 diterjunkan menjaga lokasi. Pengamatan detikcom, Rabu (16/3/2011), pintu masuk gerbang Gedung BNN dijaga oleh 5 orang satpam. Satpam memeriksa setiap kendaraan yang masuk, mencatat pelat nomor kendaraan dan mengatur kendaraan yang masuk ke dalam gedung yang beralamat di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, ini.
Tidak lama kemudian, pengamanan diperketat dengan menyebar anggota Densus 88. Anggota Densus 88 berpakaian serba hitam, memakai kaca mata dan bersenjata laras panjang.
2 Anggota Densus berkonsentrasi di gerbang masuk Gedung BNN. Mereka mengamati penumpang yang ada di dalam mobil yang tengah diperiksa oleh satpam dengan metal detector.
1 orang berada di dalam pos satpam. Sedangkan 2 orang siaga di luar pos satpam.
Anggota Densus 88 juga siaga di mulut masuk basement. Pengamanan ketat juga digelar di lobi Gedung BNN. Pintu masuk dan pintu keluar lobi BNN dijaga masing-masing 1 anggota Densus 88. Anggota Densus 88 mengamati setiap orang yang masuk ke dalam gedung.
Pengamanan ketat ini menyusul datangnya paket bom buku untuk orang nomor 1 di BNN, Komjen Gories Mere, pada Selasa 15 Maret 2011 pukul 17.30 WIB. Bom tersebut diledakkan oleh tim gegana pukul 21.05 WIB. Buku yang disertakan bersama bom sama dengan yang dikirimkan kepada Ulil Abshar Abdalla yaitu “Mereka Harus Dibunuh”. Gories Mere merupakan tokoh kunci di Densus 88.|dtc|