Erni (35) kaget seolah mimpi buruk di siang bolong. Kakaknya bernama Johan Darwaman (40) meninggal dunia, Rabu (10/11) sekira pukul 11.15 Wita. Johan, warga perumahan Balikpapan Regensi itu meninggal setelah dirawat selama sepekan di RSU Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Yang membuat Erni bingung, Johan meninggal dengan kondisi tubuh luka lebam.
Erni dan keluarganya pun curiga, lalu membuat kaporan ke Polsek Balikpapan Utara. Erwin (38) salah satu kerabat korban dalam laporannya mengatakan bahwa salah satu kerabatnya berinisial SY diduga melakukan tindakan penganiayaan sehingga memicu kematian Johan.
Hal itu dibenarkan Erni, istri Erwin yang mendengar sendiri dari cerita Johan beberapa hari sebelum meninggal. “Saya waktu itu tanya kepada kakak saya (Johan,red) kenapa kok badannya ada bekas pukulan dan kenapa tangannya diikat. Dijawab kalau habis dipukuli,” kata Erni saat ditemui di ruang Mortuary, Rumah Sakit Kanujoso Balikpapan.
Kapolsek Balikpapan Utara AKP Sukarman saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut, namun polisi belum dapat menyimpulkan hasil penyelidikan sementara tentang kepastian penyebab kematian Johan.
Namun muncul dugaan pula bahwa Johan meninggal karena penyakit dalam sehingga tubunya lebam seperti habis dipukuli. “Untuk sementara penyebab kematian korban (Johan,red) akibat memiliki riwayat penyakit, namun kita tunggu saja hasil penyelidikan lanjutan,” kata Sukarman, kemarin.
Tindak penganiayaan yang dilaporkan istri dan kerabat almarhum Johan, dilihat dari beberapa luka di tubuh korban. Luka tersebut diantaranya luka pada bagian dahi, pergelangan tangan, kaki dan luka lebam dibagian pundak.
Namun kapolsek berpendapat lain, luka-luka itu rupanya bukan akibat penganiayaan melainkan sebab lain. “Dari delapan saksi yang kita periksa tak ada mengarah ke tindak penganiayaan, luka itu karena korban diikat setelah mengamuk, dan sebab lainnya. Korban mengamuk karena depresi,” imbuh Sukarman.
Memang berdasarkan keterangan saksi , beberapa bulan belakangan ini korban Johan mengalami gangguan kejiwaan yakni depresi berat. Gangguan itu dialami Johan karena kematian ibunya pada Oktober 2010. Sejak saat itu kondisi Johan berubah drastis dan lebih banyak mengurung diri.
Imbas dari depresi itu, Johan dikabarkan pernah mengamuk sehingga membuat resah warga. Khawatir terjadi hal serupa, Johan ditempatkan di Panti Asuhan Yamusa, Kampung Baru Balikpapan Barat untuk menjani perawatan. “Korban menderita depresi dan sempat menjalani perawatan di salah satu panti,” ujar Sukarman.
Polisi saat ini belum dapat menyimpulkan penyebab pasti tewasnya korban karena masih menunggu hasil penyelidikan. Guna menyibak tabir kematian lelaki bertubuh kurus itu, polisi melakukan proses Autopsi yang sudah dilakukan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. “Autopsi sudah kita lakukan dan kita tunggu saja hasil autopsi tersebut,” tandasnya.
Lalu bagaimana dengan SY, kerabat korban yang dilaporkan diduga melakukan tindak penganiayaan terhadap Johan. Dalam keterangannya, dengan tegas menampik tuduhan tersebut. “Ndak benar itu kalau sampai saya dikatakan memukul atau menganiaya. Memang benar saya waktu itu hanya mengikat dan itu disaksikan oleh warga dan juga seorang pendeta,” jawab SY yang saat ini masih berstatus saksi.
Sumber: metrobalikpapan.co.id