Hujan deras dan tanah longsor , sedikitnya menewaskan 37 orang. Selain itu, dilaporkan juga 30 orang luka-luka dan 23 lainnya masih dinyatakan hilang setelah hujan lebat menyebabkan sisi bukit runtuh di Guatemala, Minggu (05/09) kemarin.
Presiden Alvaro Colom telah menyatakan darurat nasional, Sabtu (04/09). Ia mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang menutup bagian jalan raya Inter-Amerika setelah hujan membasahi seluruh bagian jalan dan menyebabkan sedikitnya dua kecelakaan selama akhir pekan.
Menurut kantor Colom, kecelakaan pertama, di dekat penanda kilometer 82, mengorbankan 12 nyawa ketika bus terbenam.
“Tanah longsor juga terjadi pada penanda kilometer 171, menabrak sejumlah kendaraan dan bus keluar dari jalan. Ketika penduduk di dekatnya bergegas ke tempat kejadian untuk membantu, tanah longsor yang kedua jatuh di tempat yang sama persis,” kata lembaga pelayanan darurat Guatemala
“Di seluruh negeri, pihak yang berwenang telah menemukan 37 tubuh tapi diharapkan akan lebih banyak lagi,” kata beberapa pejabat.
Di samping ribuan rumah, infrastruktur dan ladang tanaman juga rusak akibat hujan deras.
“Hampir 42.000 orang telah terkena dampaknya dan lebih dari 10.000 telah dievakuasi dari daerah tersebut. Hampir 7.000 orang ditampung di tempat penampungan,” kata juru bicara pihak pelayanan darurat, David De Leon Villeda.
Hujan deras itu datang beberapa bulan setelah lebih dari 150 orang tewas ketika Tropical Storm Agatha menghantam Guatemala pada bulan Mei lalu.
Kehancuran akibat badai tersebut sangat luas di seluruh negara, dengan tanah longsor menghancurkan rumah dan bangunan serta mengubur beberapa korban.
“Setidaknya sembilan sungai secara dramatis telah meningkat lebih tinggi dan 13 jembatan ambruk,” kata lembaga pelayanan darurat Guatemala.
Hujan bulan Mei membuat sebuah lubang pembuangan berukuran sebuah persimpangan jalan di Kota Guatemala Utara. Penduduk setempat mengatakan kepada CNN bahwa sebuah bangunan tiga lantai dan rumah jatuh ke dalam lubang tersebut. (mylove/CNN)
foto : CNN