
Pesantren Misbahul Huda yang dikelola oleh “kelompok Syiah” di kabupaten Sampang, di dusun Nangkernang, kecamatan Omben, Madura, Jawa timur, habis terbakar oleh sekelompok orang yang menyebut diri mereka sebagai “kelompok Sunni.”
Belum diketahui apakah ada korban dalam insiden tersebut. Berdasarkan keterangan dari Humas Polda Jawa Timur Kombes Rahmat Mulyana, massa juga membakar tiga rumah dan satu mushola.
“Tiga rumah dan satu mushola yang ditempati oleh kelompok Syiah dibakar, menurut informasi pembakaran dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan Sunni,” kata Rahmat Mulyana kepada BBC Indonesia.
“Untuk sementara waktu Polri belum bisa masuk ke TKP, karena kelompok ini ingin rumah-rumah Syiah terbakar sampai habis,” kata Rahmat.
Rahmat mengatakan kepolisian bersama dengan bupati, muspida dan dandim setempat sedang melakukan negosiasi dengan kelompok tersebut.
“Kami berupaya mengantisipasi agar jangan sampai kebakaran meluas ke permukiman lain,” kata Rahmat.
‘Massa membakar rumah saya’
Sementara itu seorang pengurus madrasah, Iklil al-Milal, mengatakan massa mulai berdatangan pada pukul 10.00 WIB dan langsung melakukan pembakaran.
“Sebelumnya kami sudah mendengar adanya kabar tidak baik dan langsung mengevakuasi para siswa dan pengurus,” kata Iklil. “Sekarang massa sedang membakar rumah saya.”
Menurut Iklil, intimidasi dan kekerasan sudah diterima para pengurus madrasah sejak 2006. Mereka sudah meminta bantuan perlindungan dari polisi tapi tidak ada tindakan berarti.
“Saya tidak bisa pergi karena saya mengatur jemaah, takut tidak terkontrol. Saya takut teman-teman dan para wali murid tidak bisa menjaga amarah, keadaan nanti bisa tambah runyam,” kata Iklil.
September lalu, aktivis Human Rights Watch, Andreas Harsono, dan peneliti Australia Tirana Hassan ditangkap kepolisian Resor Sampang, Madura saat sedang mewawancarai para pengurus pesantren tersebut untuk penelitian tentang keberadaan minoritas Syiah di Indonesia.
Andreas ditahan selama satu malam dengan tuduhan “masuk ke wilayah konflik” tanpa izin, sedangkan Tirana dideportasi karena dianggap lalai tidak menggunakan visa riset. [bbc]