MAKASSAR, BKM — Tim gabungan unit Khusus Polda Sulawesi Selatan bersama Polrestabes Makassar, menangkap Bripka Ha, oknum anggota Polres Jeneponto, di sebuah rumah di Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Minggu (3/7). Bripka Ha, diduga terlibat dalam jaringan perampokan dan penculik anak lintas daerah. Polisi masih mempelajari peran Ha.
Bersama Ha, juga diringkus seorang anggota komplotan lainnya bernama Husri Wijaya (32). Husri terpaksa ditembak di betis kirinya lantaran menyerang petugas saat disergap.
Menurut aparat, kedua orang itu disebut-sebut sebagai aktor intelektual aksi perampokan antardaerah di beberapa tempat di wilayah Sulsel. Dalam beraksi, mereka tidak segan-segan melukai korbannya. Bahkan ada beberapa korban disekap dan diperkosa tersangka.
Mereka juga diduga terlibat dalam peredaran narkoba. Pasalnya, saat penangkapan dilakukan, polisi berhasil menyita barang bukti berupa sabu-sabu di kantong celana Husri.
Selain itu, polisi juga menyita satu unit mobil Suzuki Baleno warna merah maron bernomor polisi DD 179 OP, dan sebilah badik.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Polda Sulsel Kombes Pol Syamsuddin Yunus, didampingi Kanit Opsnal Kompol Muh Yadin, mengatakan, pihaknya memang sudah lama mengincar tersangka Husri. Bahkan, pengejaran dilakukan sekitar satu tahun.
“Aksinya banyak di lakukan di sejumlah daerah. Antara lain, Makassar, Barru, Parepare dan Sidrap,” kata Syamsuddin.
Saat ini, sambungnya, polisi masih melakukan pengejaran terhadap kawanan yang lain. “Termasuk kami memburu kawanan perampoknya. Mereka sudah sangat meresahkan polisi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Unit Resmob Polrestabes Makassar Ahmad Mariyadi yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), mengaku pihaknya terpaksa menembak tersangka lantaran berusaha melawan petugas saat diminta menunjukkan lokasi kawanannya.
“Kami memang sudah menangkap pelaku perampokan lintas daerah yang sudah setahun menjadi incaran polisi, bahkan mereka masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO,” kata mantan Kapolsekta Tallo ini kepada wartawan dini hari kemarin.
Husri sendiri yang ditemui di RS Bhayangkara hanya meringis kesakitan. Ia hanya memegang betisnya yang sudah dibalut perban. “Saya tobat pak,” katanya.
Sementara, sampai kemarin, polisi masih terus memeriksa Ha. Polisi mendalami peran Ha sebagai aktor intelektual atau pengendali dari jaringan ini.
Sumber: beritakotamakassar.com