Tahun 90-an masih terdengar nyanyian riang gembira dan penuh pendidikan dari karya-karya AT Mahmud, Ibu Sud, Pak Kasur. Lagu-lagu tersebut dinyanyikan oleh anak-anak dan dihapalkan sejak masih kecil.
Namun sekarang, lagu-lagu seperti ‘Kasih Ibu’, ‘Kring Sepeda’, ‘Burung Kutilang’ berganti dengan lagu-lagu cinta milik band terkenal. Justru anak-anak sering menyanyikan lagu milik band-band ternama atau penyanyi dewasa lainnya. Kemana hilangnya lagu anak-anak Indonesia?.
“Hampir sebagian besar anak-anak kecil tidak lagi menghapal lagu anak-anak Indonesia ,” ujar pendiri Institut Musik Daya Indonesia, Djut Nyak Deviana Daud Syah di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (21/7/2011).
Hilangnya lagu anak di Indonesia berawal dari berkembangnya industri televisi yang cenderung lebih banyak menayangkan lagu-lagu dewasa. Sehingga anak-anak yang menyaksikannya juga secara sadar dan tidak sadar menghapal dan menyanyikan lagu-lagu tersebut.
“Sekarang jarang ditemui anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu anak seperti karangan AT Mahmmud, Ibu Sud,” kata Deviana. Menurut Deviana, saat ini, para pencipta lagu anak-anak tidaklah sepenuhnya hilang, namun karya-karya yang dihasilkan kurang mendapat respons dari masyarakat.
“Lagu anak-anak itu punya kotak tertentu dan musik yang gampang dicerna dengan lirik berisi tentang pendidikan,” ujarnya. Ketika anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa, maka terjadi perbedaan besar untuk memahami arti lagu-lagu yang dibawakan oleh penyanyi atau band musik dewasa.
“Menyanyikan lagu anak berbeda dengan lagu yang notabene khusus untuk orang dewasa,” jelasnya. Secara psikologis, anak-anak yang menyanyikan lagu dewasa cenderung tidak peka terhadap keadaan lingkungannya, termasuk bagai cara untuk berbagi bersama teman dan menyayangi alam. Deviana menyebut, perbedaan cara pendang tentang musik yang membuat orangtua tidak mengenalkan lagu anak-anak ke anaknya.
“Ini soal bagaimana musik dianggap sebagai pendidikan atau hanya sebagai hiburan,” keluhnya. Sekarang, tidak ada lagi ikon yang bisa dijadikan penggerak untuk menyanyikan lagu anak-anak. “Ikon yang sering menyanyikan lagu anak-anak. Terakhir kita mengenal Tasya,” ujarnya.
Sementara itu, Ilham (12) seorang siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 6, saat diminta menyanyikan lagu ‘Burung Kutilang’ mengaku tidak hapal lagu tersebut. “Tahunya lagu balonku ada lima. Kalau lagunya Wali, ST 12 hapal,” kata Ilham saat bertemu dengan wartawan di Jakarta Utara. Ilham mengaku belum pernah mendengar lagu ‘Burung Kutilang’ atau ‘Kring Sepeda’ yang biasa dinyanyikan anak-anak seusianya pada jaman dulu.
“Tidak pernah diajarkan juga dan lebih senang dengar lagu grup musik dewasa,” katanya. Ah, siapa yang masih ingat lagu ini sekarang?
Di pucuk pohon cempaka
burung kutilang berbunyi
bersiul, siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu
mengangguk angguk sambil berseru
trilili lili lilili…