Kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang didominasi kalangan pelajar. Sekitar 90 persen dipengaruhi lingkungan. Diperlukan strategi jitu agar angka penyalahgunaan narkotika itu bisa ditekan.
SUARA keprihatinan terhadap gejala itu datang dari Wali Kota Pontianak Sutarmidji. Ia pun meminta setiap sekolah membuat laboratorium sehingga tugas yang mengharuskan siswa mencari warung internet bisa dilakukan di sekolah. Hal ini karena sebagian warnet bisa jadi lokasi untuk bertransaksi narkotika. “Saya imbau setiap sekolah, tidak lagi menyuruh siswanya mencari tugas di warnet. Saya prihatin, ada yang mengerjakan tugas hingga malam hari, kita tidak tahu apa yang dikerjakan anak itu. Setiap sekolah harus memiliki lab sendiri, jadi biarkan anak tersebut mencari tugasnya di sekolah,” katanya.
Selain diaktifkannya lab komputer, Midji berharap sekolah bisa membentuk penyuluh narkoba sejak dini. Tenaga anak-anak dimanfaatkan untuk menjadi seorang penyuluh yang bisa memberikan pengarahan kepada teman-temannya di sekolah. “Sejak kecil bisa bentuk penyuluh, misalnya saat masih SMP bisa diajarkan menjadi penyuluh muda,” katanya saat membuka pelatihan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bagi guru BK SMP dan SMA di Pontianak.Selain itu, ia meminta agar guru bisa melihat perubahan dari anak didiknya. Jika anak tersebut ada perubahan dari sifat, bisa langsung di selidiki, siapa tahu anak tersebut merupakan pengguna narkoba.
“Anak yang awalnya pendiam, kemudian tiba-tiba bisa tampak pede. Atau sebaliknya anak yang sifatnya biasa banyak ngomong, kemudian menjadi pendiam. Maka sebagai guru harus segera mencurigai anak tersebut,” kata Midji.Guru Bimbingan Konseling SMP di Pontianak, Yeni mengatakan akan berencana untuk mengajar anak didiknya menjadi penyuluh. Namun saat ini yang menjadi prioritasnya dalam mencegah penyalahgunaan narkoba bagi siswanya ialah memanfaatkan media.
“Kita ada buat film dan sebuah tulisan, nanti anak bisa menontonnya dan melihatnya, agar bisa memberikan pelajaran kepada mereka tentang dampak bahaya narkoba,” kata Yeni.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Polda Kalbar terdapat peningkatan pengguna narkoba, dari data kasus narkoba yang tercatat di Polda Kalbar menerangkan jenis narkotika yang ditindakpidanakan untuk tahun 2009 hanya sekitar 65 orang, namun meningkat tajam menjadi 225 kasus tindak pidana.Sementara kualifikasi pendidikan yang menjadi tersangka akibat narkoba yang dominan ialah SMA dan SD. Tahun 2009, SD mencapai 57 orang dan meningkat menjadi 93 orang pada 2010. Sementara SMP sekitar 59 orang juga meningkat menjadi 84 orang. Hal yang sama mengalami peningkatan juga di SMA awalnya untuk tahun 2009 130 orang, kemudian meningkat menjadi 138 untuk tahun 2010.
Maka dari itu, dari segala sisi kota Pontianak untuk penggunaan dan peredaran narkotika meningkat terus setiap tahunnya. Dari jumlah demikian kaum pria mendominasi sekitar 276 untuk tahun 2010, ini berarti meningkat dari tahun 2009 yang berjumlah 217 orang. Ternyata bukan hanya pria, namun untuk kaum hawa juga ditemukan sekitar 41 orang untuk 2009 dan meningkat menjadi 52 orang pada 2010.
Sumber: pontianakpost.com foto: pontianakpost.com