
Provokasi melalui pesan singkat (SMS) telah membuat pertikaian antarwarga di Ambon pecah. Padahal, peristiwa yang sebenarnya, tidak seperti yang tersebar ke masyarakat luas.
Kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpesan agar tidak membiarkan hal sekecil apa pun namun berpotensi konflik. “Tadi yang disampaikan Presiden, sebetulnya kemarin kepada saya, jangan terlalu membiarkan kejadian sekecil apa pun, jangan sampai meluas,” katanya.
Berikut wawancara lengkap dengan Djoko Suyanto di Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Bagaimana situasi dan kondisi Ambon saat ini?
Tadi pagi jam 8 atau 07.30 WIB, saya berkomunikasi dengan Gubernur Maluku, secara langsung baik telepon atau SMS. Memang di satu atau dua titik masih ada penjagaan, itu lebih pada antisipasi untuk tidak terjadi konflik antarmereka tapi di beberapa sektor atau tempat lain seperti bank, aktivitas seperti biasa.
Apa yang dilakukan saat ini?
Yang perlu sekarang adalah saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda, dengan tokoh-tokoh lain untuk tidak berhenti-hentinya meredam kelompoknya yang lain. Saya kira mereka sudah sangat berpengalaman, sudah mengetahui betapa susahnya untuk meredakan konflik dan kelihatannya mereka dan saya juga lihat tokoh-tokoh Maluku di sini dan sana memiliki pandangan yang sama. Imbauan di media massa saya lihat di pagi juga sangat bagus.
Apa penyebab pertikaian itu?
Menurut laporan resmi Kapolda itu penyebabnya yah kecelakaan murni kemudian yang bersangkutan meninggal, meninggalnya kebetulan di tempat kelompok yang lain, itulah kemudian menimbulkan isu-isu yang tidak baik. Baik melalui sms maupun provokasi. Sekarang penggunaan teknologi melalui sms, Twitter kan tidak bisa dicegah.
Bagaimana agar tidak terulang?
Sekarang tinggal bagaimana tinggal masyarakat mencerna setiap kita menerima informasi itu. Masyarakat harus memiliki daya tangkal, apa benar diajak untuk bakar-bakar toko, apa iya mau diajak mengeroyok si A, si B. Hal itu yang saya sampaikan kepada Gunernur dan tokoh-tokoh masyarakat, tolong sampaikan kepada masyarakat, jangan terlalu mudah diajak atau diprovokasi.
Provokatornya?
Ini sedang dicari, nomornya masih ada, kepolisian juga sudah ada.
Akan ada peningkatan status keamanan?
Saya kira kita harus bergerak cepat untuk mengambil keputusan atau jangan underestimate, tidak boleh kita biarkan untuk berlarut sehingga kekuatan kita datangkan dari Makassar dan Surabaya, lebih pada mencegah untuk tidak meluas lagi. Kita semua tidak ingin itu terjadi.
Apa sudah pulih normal?
Normal seperti biasanya ya belum karena masih ada beberapa yang dijaga.
Jumlah korban?
Menurut staf saya yang tertulis itu 5 orang, saya nggak usah bilang itu kelompok siapa dan yang luka-luka, sementara yang tewas ini ya 5 orang itu. Itu dari laporan yang saya terima tapi cross check lagi ya di kepolisian.
Ini kan di Ambon kerap terjadi kerusuhan, bagaimana?
Justru itu kita inginkan dengan kehidupan kita yang Bhinneka ini justru seharusnya membaur satu sama lain tapi sementara karena suasananya hangat, jangan ketemu dulu supaya jangan berantem. Jadi tindakan hari ini dan kemarin itu dulu. Tindakan daruratnya yang lebih bagus ya nanti membaur, saya ingat tetangga saya juga beragama lain, kita datang ke peringatan tradisi agamanya juga tidak ada apa-apa.
Ada pesan Presiden SBY?
Tadi yang disampaikan Presiden, sebetulnya kemarin kepada saya, jangan terlalu membiarkan kejadian sekecil apa pun, jangan sampai meluas. Segera all out dalam menyelesaikannya mulai dari gubernur, tokoh masyarakat, Pangdam, Kapolda dan yang lain-lain dan itu dilaksanakan dengan baik karena mereka juga masyarakatnya juga terjun ya kepada masyarakatnya sendiri-sendiri meskipun memang harus pelan, telaten.
Katanya ada kelompok-kelompok di Jakarta yang berusaha untuk memprovokasi?
Tidak ada, tidak ada, saya belum mendengar hal itu. Yang saya dengar justru imbauan untuk tidak terpancing atau tidak terprovokasi tapi kalau posko untuk membangun kebersamaan, solidaritas ya saya kira bagus saja. |dtc|