Meski di Jakarta belum ada korban akibat sengatan serangga tomcat, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI sudah menyiagakan 44 Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta untuk menangani korban serangan tomcat. “Saya kemarin sudah mengumpulkan seluruh kepala Puskesmas Kecamatan. Saya meminta mereka melakukan dua tugas dalam menangani wabah Tomcat,” kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dien Emawati.
Dua tugas tersebut yakni segera memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penanganan dan pencegahan mewabahnya korban kumbang tomcat yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan perumahannya. Kedua, kalau ada korban akibat serangan sengatan tomcat, puskesmas sudah siap sedia dengan obat-obatan yang berupa salep.
Sejak mewabahnya serangan tomcat di Provinsi Jawa Timur, Dien menuturkan pihaknya sudah melakukan pemantauan di enam wilayah DKI Jakarta untuk mengetahui ada tidaknya korban sengatan tomcat. Ternyata hingga hari ini, belum ada laporan korban tomcat di Jakarta.
“Tomcat itu sebetulnya binatang predator yang tidak mengganggu manusia. Namun dengan perubahan iklim, kumbang ini keluar dari habitatnya dan berkembang biak di tempat lain. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta terhadap kasus ini,” ucap Dien.
Mengatasi korban sengatan tomcat yang hampir sama dengan sengatan lebah. Dien menjelaskan, luka sengatan harus langsung dicuci bersih, kemudian diberikan salep untuk luka bengkak tersebut. “Sengatan tomcat ini cukup datang berobat di Puskesmas Kecamatan. Karena seluruh Puskesmas sudah ada salep untuk penanganan luka sengatan kumbang tersebut,” terangnya.
Untuk mencegah adanya tomcat di dalam rumah, dia menyarankan, warga Jakarta rajin membersihkan rumah, khususnya tempat tidur yang sering menjadi sarang tomcat. Dengan demikian binatang kecil tersebut enggan datang dan berdiam di kasur atau tempat lain di rumah. |viva|