Tiga orang diduga oknum aparat TNI melakukan penyanderaan masinis lokomotif Kereta Eksekutif KA Gajayana jurusan Malang ke Jakarta. Beruntung, pembajak tidak melukai para penumpang KA Gajayana yang kebetulan hanya sedikit. Karena pembajak hanya beroperasi di ruang masinis saja. Sehingga seluruh penumpang tidak mengetahui KA mereka sedang dibajak.
Dalam peristiwa ini, dua pelaku berhasil diamankan aparat kepolisian dan Brimob setelah sebelumnya sempat memberi tembakan peringatan sebanyak tiga kali saat pelaku hendak melarikan diri.
“Sekarang sudah kita amankan mereka mengaku oknum. Satu lagi melarikan diri. Motifnya hanya minta ketemu komandannya. Mereka membawa yang mirip senjata api,” kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alyus, di Stasiun Senen, Jakarta, Sabtu (27/8) seperti dilansir situs gresnews.com
Pengakuan pelaku, pembajakan dilakukan karena dia ingin bertemu dengan komandannya. Namun, tidak jelas siapa yang dimaksud dengan “komandan” ini. Diduga dua oknum TNI ini stress.
Akibat kejadian ini kereta ekonomi Tawang Jaya tujuan Semarang mengalami keterlambatan. Kereta yang seharusnya berangkat pukul 10.15 sampai pukul 10.25 belum berangkat juga.
Krononologis
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen (Pol) Suhardi Alius, memaparkan kronologis kejadian pembajakan KA Gajayana, sekitar pukul 08.00, di Stasiun Trisi atau 6 stasiun setelah Stasiun Cirebon. Saat itu, ada seseorang yang naik ke lokomotif masinis.
“Kemudian orang itu minta masinis mengarahkan ke Jakarta karena ingin bertemu dengan komandannya. Kereta diarahkan berjalan menurut kemauan pelaku,” kata Suhardi, Sabtu (27/8).
Dalam keadaan di bawah todongan senjata api dan pisau, masinis memberikan sinyal tanda bahaya ke Jakarta, jika kereta dalam kondisi dibajak. Masinis meminta semua jalur dibuka agar kereta tidak berhenti di stasiun manapun. Bahkan jalur kereta yang seharusnya melalui Jatinegara menuju Gambir, diarahkan ke Stasiun Senen berdasarkan keinginan si pembajak.
Kemudian, Polda Metro Jaya menyiapkan penyergapan di Stasiun Senen. Tidak ada yang tahu mengenai rencana ini, agar tidak menimbulkam kepanikan para pemudik.
“Kita siapkan penyergapan di Stasiun Senen. Begitu masuk di Senen, kita langsung sergap pelaku. Saat ini kami duga ada tiga orang pelaku, tetapi yang diamankan baru dua orang,” ujarnya.
Petugas perketat keamanan.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes AR Yoyol mengungkapkan, saat ini ada sebanyak 480 petugas gabungan dari Polres dan Polda Metro Jaya yang melakukan pengamanan di Stasiun Senen. “Ini merupakan prosedur pengamanan standar,” katanya, Sabtu (27/8), seperti dinukil beritajakarta.com
Terkait, kasus pembajakan tersebut, menurutnya hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Kepala Stasiun Senen, Yuskal Setiawan, mengungkapkan, sebelum ada kasus pembajakan ada sekitar 120 petugas keamanan gabungan dari pengamaan internal stasiun, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya yang berjaga di stasiun tersebut. Saat penyergapan terjadi, bertepatan dengan kunjungan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, ke stasiun tersebut. Namun, saat peristiwa berlangsung, Fauzi Bowo dan rombongan sudah diselamatkan di ruang Kepala Stasiun Senen.| SOL|BJ|
Foto : ilustrasi –SWATT-Online.
Hidup kepolisian