BOAT pancing yang dinakhodai Jasri Alfian (43) dengan 26 orang penumpang, termasuk dirinya, tiba-tiba oleng ketika melintas di perairan Pulau Naru, pulau kecil yang terpisah dengan daratan Simeulue. Boat yang diduga kelebihan muatan itu terbalik dan menumpahkan seluruh isinya ke lautan yang waktu itu sedang berombak di atas rata-rata.
Jerit tangis anak-anak yang jumlahnya mencapai 12 orang terdengar sayup-sayup dalam gemuruh samudra. Asma Allah bersahutan di tengah suasana panik yang tak terbendung. Begitulah bagian awal dari drama mematikan yang terjadi di perairan Pulau Naru, sekitar pukul 11.30 WIB, Minggu kemarin.
Setelah menumpahkan seluruh penumpangnya ke laut lepas, boat yang sehari-hari digunakan untuk armada memancing tersebut terbalik dan mengapung. Orang tua yang membawa anak-anak berusaha sekuat tenaga melawan maut, bukan saja untuk diri sendiri, tetapi untuk sang buah hati.
Tak ada pilihan untuk bertahan hidup kecuali menggapai ke badan perahu yang sudah dalam posisi setengah tenggelam. Sedangkan untuk berenang mencapai daratan terdekat dengan titik kejadian, menjadi sesuatu yang mustahil.
Sebanyak 25 penumpang boat–termasuk sang nakhoda yang juga sebagai ketua rombongan–berhasil bergantungan di badan boat nahas tersebut. Sedangkan seorang lainnya, Haris Sufrianto tak terlihat di antara mereka. Pak Guru ini hilang dalam amuk samudra.
Waktu terus berjalan. Tak ada tanda-tanda datangnya bantuan untuk menyelamatkan mereka yang sudah semakin lemah. Barulah sekitar dua jam kemudian mereka melihat dua boat nelayan melintas. Saat itulah secercah harapan kembali membayang.
Kedua boat itu langsung memberikan bantuan saat melihat kejadian di depan mereka. Akhirnya, semua anggota rombongan yang masih ada pertalian keluarga ini berhasil diselamatkan. Mereka dievakuasi sementara ke titik terdekat, daratan Pulau Naru. Menjelang sore, semua korban dijemput oleh speed boat Pol Air dan dibawa ke Sinabang untuk perawatan medis di RSUD Simeulue. Meski mereka sudah lepas dari renggutan maut, namun kesedihan masih tetap bergayut, karena hingga tadi malam nasib Pak Guru belum diketahui.
sumber: aceh.tribunnews.com