Dunia pendidikan kembali tercoreng. Kali ini dengan adanya aksi kekerasan antar pelajar. Kejadian yang memiriskan ini terjadi di ruang kelas di SMKN I Gorontalo, dimana dua orang siswi saling menyerang dan direkam lewat kamera handpone diduga milik teman mereka. Kini, rekaman perkelahian tersebut sudah beredar luas di masyarakat.
Hasil penelusuran Gorontalo Post, ada tiga video tentang aksi perkelahian antara siswi ini, salah satunya berdurasi 3 menit 55 detik. Informasi yang diperoleh Gorontalo Post menyebutkan aksi layaknya film laga itu dilakukan dua siswi antara Adelia Lamusu dan Srimulyani Igirisa. Dalam video tersebut keduanya nampak berisetegang yang tiba-tiba langsung saling menyerang. Dua orang siswi yang menggunakan batik sekolahnya ini tampak tak peduli kalau mereka memepertontonkan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan.
Salah seorang siswi yang menggunakan seragam pramuka seketika langsung berusaha melerai perkelahian itu, yang hanya berselang beberapa detik kemudian sejumlah siswa juga berusaha memisahkan, sayang yang lainya malah tampak memanas-manasi, yang lain asik dengan handphonya dan merekam adegan tersebut. Dalam video tersebut pula, salah satu dari kedua siswa yang berantem ini terlihat sangat bernafsu melakukan serangan kearah lawan walaupun telah dipisahkan.
Sekitar detik ke 40 Adel dan Sri, dua siswi yang adu jotos ini berhasil dipisahkan rekan-rekanya. Sayang hanya berkisar 20 detik kemudian, keduanya kembal saling serang. Adapun pemicu dari perkelahian diduga karena persoalan pacar, Adel dan Sri dikabarkan sedang merebut simpati salah seorang pria, tapi persaingan itu kemudian pecah lewat adu jotos bahkan saling menjambak rambut didalam kelas.
Peristiwa ini terjadi Sabtu (23/10) sekitar pukul 09.00 wita, memang saat ini suasana kelas sedang lepas kegiatan belajar mengajar. Guru yang harusnya mengawasi tingkah para siswa saat itu sedang melakukan rapat dewan guru dalam rangka pembagian hasil laporan belajar siswa tengah semester.
Kepala SMK Negeri 1 Kota Gorontalo Rustam Umulu tidak menampik kejadian yang mencoreng nama sekolah yang dipimpinya itu. Ia mengatakan, guru-guru mengetahui sekitar satu jam setelah aksi perkelahian itu usai yakni dengan menerima laporan dari salah satu siswa. “Guru-guru pada jam itu sedang rapat diruang kapala sekolah. Jadi guru-guru tidak tahu,” kata Rustam.
Senin (25/10) kedua siswa telah dipanggil pihak sekolah untuk klarifikasi “Perkelahian dipicu akibat permasalahan remaja atau perebutan pacar antara kedua,” kata Kepsek. Kedua siswa ini hanya diberikan bimbingan oleh wali kelas dan bimbingan konseling. “Masalahnya sudah selesai,” ujarnya, sambil menegaskan kalau kedua siswi itu juga diberikan surat peringatan. Yang bakal mendapat sanksi tegas menurut Kepsek adalah siswa yang merekam adegan tersebut kemduian menyebarkanya. Dua diantara tiga siswa yang merekam itu adalah fahrudin dan Yayat. “Orang tua siswa yang merekam itu sudah diundang, dan akan datang besok (hari ini,red),” kata Kepsek. Ia mengaku pengawasan guru kurang efektif, makanya kedepan akan diatasi dengan mengefektifkan kembali guru-guru.
Sumber: gorontalopost.info