Seorang narapidana Lembaga Pemasyarakatan (LP) Paledang, Bogor bernama Nurhendi alias Hendi alias Ceboy (27) tewas pada Selasa (8/3) pagi. Nurhendi diduga tewas akibat dianiaya.
Ibu korban, Ade Nurkilah (47) melihat ketidakwajaran dalam kematian anak sulungnya itu. “Waktu saya ke Rumah Sakit Marzuki Mahdi, saya lihat kondisinya sangat parah,” Rabu (9/3/2011) malam.
Ade mengatakan, di sekujur tubuh korban terdapat luka memar. “Kakinya bengkak, kuping, muka, tangan semuanya memar. Mungkin kepalanya juga kalau dibotakin kelihatan memarnya,” katanya.
Ade menceritakan, pihak LP Paledang baru mengabari keluarga pada Selasa (8/3) sekitar pukul 11.00 WIB. Padahal, Hendi dinyatakan telah meninggal sekitar pukul 06.00 WIB.
“Waktu itu adik Hendi, Indri SMS-in sama teman Hendi di LP. Isinya mengabarkan kalau Hendi sudah meninggal,” katanya.
Pada pukul 11.00 WIB, kepolisian dan pihak LP Paledang mendatangi rumah Ade di kawasan Kemang, Bogor. Mereka kemudian membawa keluarga Hendi ke RS Marzuki Mahdi untuk mengambil jenazahnya.
“Pas di rumah sakit, dokternya bilang, ‘ibu yang tabah ya, waktu anak ibu datang sudah meninggal’,” katanya menirukan sang dokter.
Mengetahui hal itu, Ade lalu menuju ke kamar jenazah. Ia menangis histeris saat melihat anaknya sudah terbujur kaku dengan luka memar-memar.
Bahkan, kata dia, di tangan Hendi terdapat bekas luka melingkar dari borgol. “Di kedua tangannya ada bekas borgol,” katanya.
Melihat ketidakwajaran dalam kematian anaknya, Ade kemudian mempertanyakannya ke pihak LP. “Mereka bilang anak saya sakit,” katanya.
Setelah melihat anaknya di rumah sakit, keluarga kemudian membawa pulang jenazah Hendi. Jenazah Hendi baru dimakamkan sekitar pukul 17.00 WIB.
Lebih jauh, Ade menyesalkan tindakan LP Paledang yang tidak mengabarkan anaknya saat sakit. “Kenapa sudah jadi mayat baru dikasih tahu,” kata dia. (dtc/*idr)