Tindak kriminal tidak mengenal tempat dan waktu. Karena itu, kita harus selalu waspada. Tindakan yang mengganggu masyarakat dari ulah eksibisionis hingga kriminal banyak terdengar di halte dan jembatan penyeberangan.
Eksibisionis merupakan kelainan di mana seseorang gemar memamerkan organ pribadi kepada lawan jenis dengan tujuan mendapatkan kepuasaan pribadi. Eksibisionis dapat terjadi pada pria maupun wanita.
Kasus pencopetan pun pernah terjadi di jembatan penyeberangan orang. Biasanya pencopet ini bekerja dengan bergerombol. Mereka memepet calon korbannya untuk memudahkan aksinya. Biasanya, orang-orang yang menggunakan tas punggung yang menjadi sasaran lantaran lebih mudah ‘digerayangi’.
Penodongan yang berakhir pada penusukan hingga menyebabkan korban tewas pun pernah terjadi. Peristiwa tersebut dialami Indra yang bekerja di Plaza Indonesia. Pada Selasa (19/4) kemarin pukul 04.00 WIB, Indra yang baru pulang kerja dihampiri laki-laki tak dikenal. Mereka minta kartu identitas dan HP-nya.
Karena Indra tak mau memberikan HP-nya, dua penodong itu pun menusuk Indra. Dada kiri dan pinggang kiri Indra menjadi sasaran penusukan. Pria itu menghembuskan nafasnya di RS.
“Dalam beberapa diskusi dengan teman-teman, di jembatan penyeberangan orang maupun jembatan busway sering kali ada peristiwa pelecehan seksual maupun tindak kriminal seperti pencopetan atau penodongan,” ujar Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Sophie Wulan Tangkudung.
Hal itu, lanjut dia, karena minimnya pengamanan. Apalagi di beberapa jembatan penyeberangan orang, terkadang kondisinya gelap dan tidak ada petugas keamanan.
“Banyak keluhan tentang ini, dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah,” imbuh Ellen. |dtc|