Pengaruh budaya asing yang merambah di kalangan pelajar, tampaknya membuat prihatin berbagai pihak. Jika hal itu dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin budaya bangsa sendiri justru akan tersingkirkan. Untuk membangkitkan kembali semangat mencintai budaya bangsa sendiri, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan produsen makanan membagikan sebanyak 432 buku ensiklopedi pustakan anak nusantara dan buku dongeng cerita rakyat kepada sejumlah sekolah yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
Melalui pembagian buku-buku ini, selain akan menambah jumlah koleksi buku perpustakaan sekolah juga diharapkan menambah wawasan anak mengenai budaya bangsa.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, bantuan ini merupakan wujud kepedulian pihak stakeholder dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Jakarta. Langkah ini, tentunya harus diikuti pula perusahaan lainnya di DKI Jakarta. “Perusahaan ini telah memberikan buku ensikopledi dan dongeng yang akan menjadi koleksi perpustakaan di sekolah.
Sekarang memang kita belum bisa mewajibkan murid membaca buku-buku bacaan, namun di negara-negara maju, siswanya wajib membaca buku bacaan minimal 6 buku dalam setahun. Dalam beberapa tahun ke depan, kita harapkan program membaca buku bacaan ini dapat diterapkan,” ujar Fauzi Bowo, usai menyerahkan secara simbolis buku ensikolpedi pustaka anak nusantara dan buku dongeng cerita rakyat di Kantor Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (11/4).
Bang Fauzi–begitu dia akrab disapa–juga mengungkapkan, pemberian buku-buku ini dapat mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa. Kegiatan ini juga dapat memacu anak untuk lebih sering membaca sehingga dapat pula menjadi agen perubahan dan kebudayaan. Di sisi lain, para pelajar di Jakarta dan masyarakat luas juga dapat lebih mengenal keragaman budaya yang ada di tanah air.
Dengan begitu, para generasi muda kita akan lebih memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, lebih mampu untuk melaksanakan musyarawah mufakat, berani tampil sebagai jatidiri bangsa Indonesia di mata dunia. “Kita akui, keragaman budaya adalah ciri bangsa Indonesia yang telah direkatkan dalam NKRI,” kata Fauzi Bowo.
Saat ini, dikatakan Fauzi, pembangunan di bidang pendidikan di Jakarta telah mengalami peningkatan cukup signifikan. Salah satu indikatornya, yakni jumlah warga yang buta huruf hanya tersisa sebanyak satu persen dari total jumlah penduduk Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan investasi jangka panjang dalam dunia pendidikan. Hal ini perlu dilakukan karena dapat memerangi kemiskinan dan kebodohan. Bangsa yang mampu adalah bangsa yang menempatkan pendidikan itu berada di garis terdepan. Sejak beberapa tahun terakhir, diketahui anggaran pendidikan di Jakarta itu cukup tinggi, bahkan saat ini telah mencapai 26 persen dari total APBD sebesar Rp 27 triliun.
Ke depan anggaran pendidikan ini akan terus ditingkatkan, tentunya jumlah APBD juga akan digenjot agar mencapai RP 30 triliun.
Buku yang dibagikan berjumlah sebanyak 432 buku. Seluruh buku itu dibagikan pada 193 perpustakaan Sekolah Dasar, 181 SMP yang ada di Jabodetabek. Kemudian 33 kantor gubernur dan 25 perpustakaan nasional yang ada di daerah-daerah. Di antara buku yang dibagikan itu adalah berjudul “Kawan di Rawa Biru” visi anak bangsa dan “Joko Kendil si Periuk Nasi”.
Bukuk-buku itu, antara lain mengisahkan kisah-kisah legenda nusantara seperti cerita Malin Kundang, Jaka Tingkir, dan lain sebagainya. |beritajakarta.com|